Senin, 31 Desember 2007

MODEL AGENCY TERKUTUK

Pagi hari. Aku baru saja bangun tidur. Udara terasa segar setelah Jakarta diguyur hujan deras semalaman. Kukenakan kaos oblong tanpa lengan dan celana pendek ketat yang menampakkan lekuk-lekuk pantatku yang begitu menggiurkan. Aku berjalan ke halaman depan.

"Aha.. Koran baru sudah datang", kataku dalam hati melihat surat kabar pagi terbitan hari ini tergeletak di dekat pintu pagar. Kuambil surat kabar itu. Langsung aku duduk di kursi di teras sambil membacanya. Sebagai mahasiswa fakultas ekonomi aku sangat menyukai berita-berita tentang perekonomian Indonesia termasuk krisis ekonomi berkepanjangan yang tengah melanda Indonesia. Kubolak-balik halaman-halaman surat kabar. Mataku tertumbuk pada sebuah iklan satu kolom yang cukup mencolok.

"Dicari, gadis berusia 17 sampai 25 tahun. Wajah dan penampilan menarik. Bertubuh ramping. Tinggi minimal 165 cm dengan berat yang sesuai. Dapat bergaya. Berminat untuk menjadi foto model. Peminat diharapkan datang sendiri ke **** (edited) Agency, Jl. Cempaka Putih **** (edited), Jakarta Pusat."

"Aku bisa diterima apa nggak ya?" Aku bertanya dalam hati. Memang sih, kupikir-pikir aku memenuhi syarat-syarat yang diminta. Usiaku baru menginjak 20 tahun. Tubuhku ramping dengan tinggi 170 cm, seimbang dengan ukuran dadaku yang di atas rata-rata wanita seusiaku. Wajahku cantik. Teman-temanku bilang aku perpaduan antara Desy Ratnasari dan Maudy Kusnadi. Tapi menurutku sih mereka terlalu memujiku berlebih-lebihan.

Ah, coba-coba saja aku melamar. Siapa tahu aku diterima jadi foto model. Kan lumayan buat menambah penghasilan. Aku masuk ke dalam rumah, ke kamarku. "Pakai baju apa ya enaknya?" batinku. Ah ini saja. Kukenakan blus biru muda dan celana panjang jeans belel yang cukup ketat yang baru saja beberapa hari yang silam kubeli di Cihampelas, Bandung.

Mobil Feroza yang kukendarai memasuki jalan yang disebut dalam iklan. Ah, mana ya nomor **** (edited)? Nah ini dia. Rumahnya sih cukup mentereng. Di halamannya terpampang papan nama "**** (edited) Agency Photo Studio & Modelling. Menerima anggota baru." Wah benar ini tempatnya. Kuparkir mobilku di pinggir jalan. Di sana sudah banyak bertengger mobil-mobil lain. Aku masuk ke dalam. Astaga! Di dalam sudah banyak cewek-cewek cantik. Pasti mereka juga adalah pelamar sepertiku. Sejenak mereka memandangku ketika aku masuk. Mungkin mereka kagum melihat kecantikan wajahku dan kemolekan tubuhku. Kucari tempat duduk yang kosong setelah sebelumnya mendaftarkan diriku di meja pendaftaran.

Gila, hampir semua tempat duduk terisi. Nah, itu dia ada satu yang kosong di sebelah seorang cewek yang cantik sekali, keturunan Indo. Wajahnya mirip Cindy Crawford. Kelihatannya ia sebaya denganku. Tapi astaga, ia memakai baju yang berdada rendah alias "you can see," dan rok jeans mini yang cukup ketat, sehingga menampakkan pangkal payudaranya yang berukuran cukup besar. Ia nampak memandangku dan tersenyum. Melihatnya aku menjadi minder. Wah, sainganku ini top sekali. Apakah mungkin aku terpilih menjadi foto model di sini? Satu persatu para pelamar dipanggil ke ruang pengetesan, sampai si Indo di sampingku tadi dipanggil juga. Semua pelamar yang sudah dites keluar lewat pintu lain. Akhirnya namaku dipanggil juga.

"Hanny K**** (edited) dipersilakan masuk ke dalam."
Aku pun masuk ke dalam dan disambut oleh seorang pria bertubuh agak gemuk.
"Kenalkan aku Adolf, direktur sekaligus pemilik agensi ini. Siapa nama kamu tadi? Oh ya, Hanny, nama yang bagus, sebagus orangnya. Sekarang giliran kamu dites. Coba kamu berdiri di sana."
Aku pun menurut saja dan menuju tempat yang ditunjuk oleh Adolf, di bawah lampu sorot yang cukup terang dan di depan sebuah kamera foto.
"Coba kamu lihat-lihat contoh-contoh foto ini. Pilih lima gaya di antaranya. Aku akan mengetes apakah kamu bisa bergaya. Jangan malu-malu, don't be shy!" kata Adolf sembari memberiku sebuah album foto. Aku melihat foto-foto di dalamnya. Ah ini sih seperti gaya foto model di majalah-majalah! Mudah amat! Lalu aku memilih lima gaya yang menurutku bagus. Setelah itu, jepret sana, jepret sini, lima gaya sudah aku berpose dan dipotret. Tapi Adolf belum mempersilakan aku keluar ruangan. Dia kelihatannya seperti berpikir sejenak.

"Nah, sekarang, Han. Coba kamu buka kancing-kancing bagian atas blus kamu. Nggak usah malu. Biasa-biasa aja lah!"
Kupikir tak apa-apa lah kali ini. Kubuka beberapa kancing atas blusku sehingga terlihat BH yang kupakai. Mata Adolf sekilas berubah saat melihat pangkal payudaraku yang montok. Lalu aku dipotret lagi dengan pose-pose yang sensual.
"Nah, begitu kan yahud. Sekarang coba buka baju kamu semuanya."
Wah! Ini sih mulai kelewatan!
"Ayolah, jangan malu-malu!"
Sebenarnya dalam hati aku menolak. Akan tetapi biarlah, karena aku sejak kecil selalu mengidam-idamkan ingin menjadi foto model.

Dengan perlahan-lahan kutanggalkan blus dan celana panjangku. Mata Adolf tanpa berkedip memandangi tubuh mulusku yang hanya ditutupi oleh BH dan celana dalam. Aku sedikit menggigil kedinginan hanya berpakaian dalam di ruangan yang ber-AC ini. Namun Adolf tidak mengindahkannya. Ia malah menyuruhku menanggalkan busana yang masih tersisa di tubuhku. Ah, gila ini! Tapi cueklah, hanya berdua ini! Lalu dengan membelakangi Adolf, kulepas BH-ku. Kusilangkan tanganku di dada menutupi payudaraku.

"Han, masak kamu balik badan begitu. Bagaimana aku bisa mengetesmu."
Aku membalikkan tubuh menghadap Adolf. Adolf menyuruhku menurunkan tangan yang menutupi payudaraku. Adolf terpana menyaksikan payudaraku yang montok dan berisi dengan puting susunya yang tinggi menantang berwarna kecoklatan segar, tanpa tertutup oleh selembar benang pun. Aku menjadi risih pada pandangan matanya. Adolf menyuruhku melepas celana dalamku. Ia semakin melotot melihat bagian kemaluanku yang ditumbuhi oleh rambut-rambut halus yang masih tipis. Sekilas kulihat kemaluan di balik celana panjangnya menegang.

"Nah, sekarang kamu diam di situ. Akan kuukur tubuhmu, apakah memenuhi syarat", kata Adolf sambil mengambil meteran untuk menjahit. Pertama kali dia mengukur ukuran vital dadaku. Ia melingkarkan meterannya melalui payudaraku. Dengan sengaja tangan Adolf menyentil puting susuku sebelah kanan sehingga membuatku meringis kesakitan. Tapi aku diam merengut saja.

"Kamu beruntung memiliki payudara yang indah seperti ini", kata Adolf sambil mencolek belahan payudaraku.
"Nah, sudah selesai sekarang." Aku merasa lega. Akhirnya selesailah pelecehan seksual yang terpaksa kuterima ini.
"Jadi saya sudah boleh keluar?" tanyaku.
"Eit! Siapa bilang kamu sudah boleh keluar?! Nanti dulu, manis!"
Wah, kacau! Apa gerangan yang ia inginkan lagi?
"Susan!" Adolf memanggil seseorang.
Seorang gadis cantik keluar dari ruangan lain, telanjang bulat. Ya ampun, ternyata ia adalah cewek Indo yang tadi duduk di sampingku di ruang tunggu. Payudaranya yang montok bergantung indah di dadanya, seimbang dengan pinggulnya yang montok pula. Aku bertanya-tanya apa arti dari semua ini.

"Nah, sekarang coba kamu lihat, Hanny. Susan ini adalah satu-satunya pelamar yang berhasil terpilih. Mengapa? Sebab ia cocok dengan profil foto model yang saya inginkan untuk proyek kalender bugil yang akan saya edarkan di luar negeri. Kalo kamu ingin berhasil seperti Susan, kamu harus berani seperti dia, Han", kata Adolf sambil menunjuk ke arah gadis cantik yang bugil itu. Astaga! Batinku. Aku harus dipotret bugil. Bagaimana pandangan orang-orang terhadapku nanti apabila foto-foto telanjangku sampai dilihat orang-orang banyak?! Tapi kan cuma diedarkan di luar negeri?!

"Baiklah, tapi kali ini aja ya", aku menyanggupinya. Akhirnya aku dipotret dalam beberapa pose. Pose yang pertama, aku disuruh berbaring tertelentang dengan pose memanjang di atas ranjang, dengan membuka pahaku lebar-lebar, sehingga menampakkan kemaluanku dengan jelas. Pose kedua, aku duduk mengangkang di tepi ranjang sementara Susan menjilati liang kemaluanku. Pose ketiga, aku dalam keadaan berdiri, sedangkan Susan dengan lidahnya yang mahir mempermainkan puting susuku. Pose keempat, aku masih berdiri, sementara Susan berdiri di belakangku dan berbuat seolah-oleh kami berdua sedang bersenggama. Susan berperan sebagai seorang pria yang sedang menghujamkan batang kemaluannya ke dalam liang kewanitaanku, sedangkan tangannya meremas-remas kedua belah payudaraku yang indah. Dan aku diminta memejamkan mataku, seakan-akan aku sedang terbuai oleh kenikmatan yang tiada taranya. Semua itu adalah pose-pose yang membangkitkan nafsu birahi bagi kaum pria namun amat memuakkan bagi diriku.

Tiba-tiba kurasakan kedua belah payudaraku diremas-remas dengan lebih keras, bahkan lebih kasar. Aku meronta-ronta kesakitan. Aku menoleh ke belakang. Astaga! Ternyata yang di belakangku sudah bukan Susan lagi, melainkan Adolf yang sekarang tengah mempermainkan payudaraku dengan seenaknya! Entah Susan sudah ke mana perginya.

"Jangan, Pak! Jangan!" Aku memberontak-berontak sebisa-bisanya. Tapi semua itu tidak ada hasilnya. Tangan Adolf lebih kuat mendekapku kencang-kencang sampai aku hampir tidak bisa bernafas.
"Kamu memang benar-benar cantik, Hanny", kata Adolf sambil mencium tengkukku sementara tangannya masih terus merambah kedua bukit yang membusung di dadaku.

Tiba-tiba dengan kasar, Adolf mendorongku, sehingga aku jatuh tertelentang di sofa. Melihat tubuh mulusku yang sudah tergeletak pasrah di depannya, nafas Adolf memburu bagai dikejar setan. Matanya melotot seperti mau meloncat keluar melihat keindahan tubuh di depannya. Kututup payudaraku dengan tanganku, tapi Adolf menepiskannya. Betapa belahan payudaraku sangat lembut dan merangsang ketika mulut Adolf mulai menjamahnya. Payudaraku yang putih bersih itu memang menggiurkan. Mulut Adolf dengan buas menjilat dan melumat bagian puncak payudaraku, lalu mengisap puting susuku bergantian, sehingga aku menggelinjang kegelian. Nafasku ikut memburu kala tangan Adolf mulai merayap ke selangkanganku, meraba-raba pahaku dari pangkal sampai lutut. Lalu betisku yang mulus itu.

Aku hampir-hampir tak bisa bernafas lagi ketika mulut Adolf terus mengisap dan menyedot puting susuku. Aku meronta-ronta. Tapi Adolf terus mendesak dan melumat puting susuku yang runcing kemerahan itu. Seumur hidupku, belum pernah aku diperlakukan sedemikian lupa oleh lelaki manapun, dan kini aku harus menyerahkan diriku pada Adolf.

Adolf mencoba mendorong batang kemaluannya masuk ke dalam liang senggamaku yang sempit. Ia sudah tak kuat lagi membendung nafsunya yang memuncak ketika batang kemaluannya bergesekan dengan liang kewanitaanku yang merah terbuka. Batang kemaluan Adolf akhirnya menghujam seluruhnya ke dalam liang kenikmatanku. Aku menjerit ketika liang kewanitaanku diterobos oleh batang kemaluan Adolf yang tegang dan panjang. Betapa perih ketika "kepala meriam" itu terus masuk ke dalam liang kewanitaanku, yang belum pernah sekalipun merasakan jamahan laki-laki.

Aku mencoba memberontak sekuat tenaga lagi. Tapi apa daya, Adolf lebih kuat. Lagipula aku sudah lemas, tenagaku sudah hampir habis. Terpaksa aku hanya dapat menerima dengan pasrah digagahi oleh Adolf. Dan akhirnya, aku merasa tak kuat lagi. Setelah itu aku tak ingat apa-apa lagi. Aku tak sadarkan diri.

Saat aku siuman, aku menyadari diriku masih tergeletak telanjang bulat di sofa dengan cairan-cairan kenikmatan yang ditembakkan dari batang kemaluan Adolf berhamburan di sekujur perut dan dadaku. Sementara kulihat ruangan itu telah kosong. Segera kukenakan pakaianku kembali dan bergegas ke luar ruangan. Kukebut Feroza-ku pulang ke rumah dan bersumpah tak akan pernah kembali lagi ke tempat terkutuk itu!

PEMIJAT MISTERIUS

Waktu itu aku bersama teman-teman kantor berlibur ke Pangandaran, kami pergi berempat.. Aku, Lina, Mita dan cowoknya Mita.. Edy namanya. Setelah menempuh perjalanan lebih dari 5 jam, akhirnya kami tiba di Pangandaran.. Dan kami langsung menyewa satu bungalow yang terdiri 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 kamar mandi dan 1 dapur.

Karena kami tiba sudah larut malam, maka setelah menurunkan barang-barang.. Kami pun langsung masuk ke kamar masing-masing, aku satu kamar bersama Lina, sedangkan Mita satu kamar bersama cowoknya, kamar yang aku tempati terdiri atas dua ranjang yang terpisah, sebuah lemari pakaian dan meja rias dengan kacanya yang besar dan jendela yang menghadap ke laut.

Karena capek, lelah dan ngantuk.. Kami pun langsung tidur tanpa ganti baju lagi. Keesokan harinya aku bangun jam 10 pagi dan aku melihat Lina sudah tidak ada ditempat tidurnya, aku pun langsung bangun dan menyisir rambutku yang panjang (sebahu lebih) dan keluar kamar, ternyata tidak ada siapa-siapa..

"Wah pada kemana mereka.." pikirku, tetapi tiba-tiba HP ku berbunyi, ternyata Lina menelphon.
"Sudah bangun non.." serunya.
"Kalian lagi dimana sih?" seruku.
"Oh iya.. Sorry, kita lagi pergi cari film nih.. Tadi enggak tega bangunin kamu.." seru Lina.
"Yaa.. sudah.. Titip makanan yaa.." sahutku
"Okey non" lalu hubungan terputus.

Kini aku sendirian di bungalow itu, lalu aku pun segera mandi.. Dan menikmati segarnya guyuran air dari shower, setelah mandi akupun memakai CD dan BH warna pink (aku suka yang satu warna) dan memakai kimono, setelah itu aku duduk-duduk disofa tamu sembari mengeringkan rambutku dengan handuk, tiba-tiba aku melihat secarik kertas diatas meja, disitu tertulis 'menyediakan jasa pijat, urut dan lulur' dan dibawahnya ada nomor teleponnya.

"Ah betapa enaknya dipijat.. Kebetulan badan lagi pegel.." pikirku sembari membayangkan dipijat oleh si mbok dirumah, lalu aku menelphon nomor itu dan diterima oleh seorang wanita disana, setelah mengutarakan maksudku, akhirnya wanita itu bilang.. Tidak lama lagi akan datang pemijat ke kamar aku, setelah itu akupun duduk menanti..

Tak lama kemudian pintu diketuk dari luar, segera aku bangkit dan membuka pintu.. Dan.. Terkejutlah aku, karena tampak seorang pria dengan baju putih berdiri diambang pintu, lalu.

"Selamat siang neng.. Anu.. Tadi manggil tukang pijat yaa?" seru pria itu.

Tampak pria itu berumur kira-kira 45-an, tidak terlalu tinggi tapi kekar dan berkulit coklat.

"Eh.. nggak.. Anu.. Iya pak.." sahut aku, "Anu.. Bapak tukang pijatnya..?" tanyaku.
Pria itu tersenyum lalu, "Iya neng".

Wah.. Kini aku rada sedikit panik, tidak menduga kalau tukang pijatnya seorang pria, tapi tanpa aku sadari aku malah mempersilahkan bapak itu masuk, setelah masuk.

"Mau dipijat dimana Neng?" tanyanya.
"Ngk.. Di.. Kamar aja pak" sahutku, lalu aku membiarkan bapak itu mengikutiku menuju kamar, tiba didalam kamar, bapak itu segera dengan cekatan membereskan ranjang tidurku, lalu menyuruhku untuk tengkurep diatas ranjang.

Aku mengikutinya, dan berbaring tengkurep diatas ranjang.. Lalu terasa tangan si bapak itu yang kasar itu mulai memijat-mijat telapak kaki dan kedua betisku, aku benar-benar merasakan nikmatnya pijatan bapak itu, kemudian.

"Maaf neng.. Kimononya dibuka yaa" serunya,

Aku hanya diam saja ketika kimonoku dibuka dan diletak diranjang satunya lagi, kini hanya tinggal CD dan bra saja, setelah memijat betis dan bagian paha.. Si bapak beralih ke punggungku, memang terasa enak pijatan si bapak ini, setelah itu aku merasakan si bapak menuangkan oil ke atas punggungku dan mulai mengosoknya, lalu.

"Maaf yaa Neng" serunya sembari melepas tali BHku, aku hanya diam saja, kedua tanganku aku taruh dibawa bantal sementara kepalaku menoleh ke arah tembok, terasa geli juga ketika si bapak mulai mengurut bagian samping tubuhku.

Lalu terasa tangan si bapak mulai mengurut kebagian bawah dan menyentuh CD ku, lalu "Maaf yaa neng.." serunya sembari tangannya menarik CDku kebawah, aku terkejut tapi anehnya aku membiarkan si bapak itu melorotkan CD ku hingga lepas, kini si bapak dengan leluasa mengurut tubuhku bagian belakang yang sudah telanjang itu, lalu si bapak mengosokan oil ke seluruh tubuhku bagian belakang dari pundak sampai ketelapak kaki dan dibawah sinar lampu kamar, aku yakin tubuhku akan tampak mengkilap karena oil itu.

Aku hanya berdiam diri saja.. Dan membiarkan si bapak mengurut bagian dalam pahaku, kedua kaki ku direnggangkan.. Oouhh.. Pasti sekarang dibapak dapat melihat kemaluanku dari belakang.. Pikirku, tapi aku hanya diam saja.. Dan diam-diam merasakan nikmat ketika tangan dibapak menyentuh-nyentuh bibir vaginaku, lalu dibapak naik ke atas tempat tidur dan duduk berlutut diantara kedua paha ku, aku hanya bisa pasrah saja ketika si bapak merenggangkan kedua pahaku lebih lebar lagi dan membiarkan kedua tangan si bapak mengurut-urut bagian pinggir vaginaku..

Gilaa.. Aku terangsang hebat.. Dan setiap jari-jari si bapak menyentuh bibir vagina ku.. Akupun mengelinjang.. Setelah cukup lama, akhirnya si bapak menuangkan oil ke atas pantatku.. Terasa cairan oil itu merambat melewati anus dan terus sampai ke vaginaku, kemudian dengan kedua tangannya.. si bapak mulai mengurut bongkah pantatku, dan aku benar-benar merasakan nikmat dan membiarkan si bapak membuka bongkah pantatku dan pasti dia dapat melihat bentuk kemaluanku dengan jelas dari belakang berikut anus ku.. Oohh

Tiba-tiba terasa jari-jari si bapak mengusap-usap anus ku.. Gilaa.. Aku terangsang hebat.. Apalagi terasa sedikit demi dikit jari telunjuk dibapak itu dicolok-colok ke dalam anus ku.. Bergetar hebat tubuhku.. Dan tanpa aku sadari aku mengangkat pantatku hingga setengah menungging, tiba-tiba kedua tangan si bapak memegang pangkal paha ku dan mengangkat pantatku ke atas, aku menurut saja.. Hingga akhirnya aku menungging dihadapan si bapak itu, kepala ku.. kubenamkan ke atas bantal.. Dan membiarkan si bapak mempermainkan vaginaku dengan jari-jarinya..

Tiba-tiba.. Ooouuhh.. Aku mengeluh panjang ketika terasa jari si bapak menyusup masuk ke dalam anusku.. Terasa sedikit mules ketika jari telunjuk si bapak itu di sodok-sodok keluar masuk lobang pantatku, oohh.. Aku hanya bisa meringis saja dan akupun mengelinjang hebat ketika tangan si bapak yang satunya menyusupkan jarinya ke dalam liang vaginaku..

Gilaa.. Aku merasakan nikmat luar biasa.. Aku hanya pasrah saja dan membiarkan si bapak mengocok-ngocok vagina dan anusku dengan jari-jarinya,

Tanpa sadar aku meluruskan kedua tanganku untuk menopang tubuhku.. Hingga kini posisiku seperti orang merangkak, sementara si bapak tetap duduk berlutut dibelakang. Cukup lama juga jari-jari si bapak menyodok-nyodok liang vaginaku dan lobang pantatku.. Dan aku benar-benar menikmati.. Sehingga tanpa sadar vaginaku sudah basah bercampur dengan oil.. Tiba-tiba aku merasakan ada sesuatu yang menempel dimulut vaginaku, ternyata si bapak telah mengarahkan batang kemaluannya ke bibir vaginaku, aku hanya pasrah dan membiarkan ketika secara pelan-pelan batang kemaluan si bapak mulai ditekan masuk ke dalam vaginaku.. Oohh.. Nikmat.. Tanpa disadari.. Aku mengerak-gerakan pinggulku juga, tubuhku terguncang-guncang ketika si bapak mulai menyodok-nyodok vaginaku dengan batang kemaluannya..

Aahh.. Nggkk.. Ohh.. Aku benar-benar merasakan nikmat.. Dan diam-diam aku mencapai klimaks tanpa sepengetahuan si bapak itu, tiba-tiba si bapak mencabut batang kemaluannya dari vaginaku.. Lalu oohh.. Gilaa.. Terasa ujung batang kemaluan si bapak ditempelkan ke anusku.. Wah dia mau menyodomi aku.. Pikirku memang aku pernah melakukan anal sex.. Tapi ini..

Lalu si bapak menarik kedua tanganku kebelakang dan menyuruh aku membuka belahan pantatku dengan kedua tanganku sendiri.. Kemudian terasa jari-jari si bapak mengolesi anusku dengan oil.. Dan kadang-kadang menyusupkan satu dua jari nya ke dalam.. Kemudian terasa pelan-pelan batang kemaluan si bapak menerobos masuk ke dalam anus ku.. Aakk.. Nggkk.. Aku mengeluh.. Rada sakit dikit.. Tapi setelah semua batang kemaluan si bapak amblas.. Dan ketika si bapak mulai menyodok-nyodok keluar masuk.. Ahh.. Nikmatnya.. Terasa sedikit mules tapi aku benar-benar enjoy anal sex ini..

Tetapi kini aku merasakan kenikmatan yang.. Tidak klimaks-klimaks.. Sampai basah tubuh ku dengan peluh.. Tetapi si bapak tidak kunjung klimaks juga, rasa nikmat.. Mules.. Campur aduk.. Aku hanya bisa meringis-ringis sembari memejamkan mata saja, tetapi akupun tidak tinggal diam.. Jika si bapak menghentikan gerakannya, maka aku langsung mengerakan pinggulku maju-mundur sehingga batang kemaluan si bapak tetap keluar masuk lobang pantatku hingga akhirnya lama kelamaan gerakan si bapak semakin cepat.. Dan terdengar nafasnya yang semakin memburu, rupanya si bapak sudah mau klimaks.. Dan

Akupun membuka belahan pantatku semakin lebar dengan kedua tanganku, lalu terdengar si bapak mengerang aahh.. Nggkk.. Lalu ia menjabut batang kemaluannya dari lobang pantatku lalu disemburnya airmaninya kepunggungku crot.. crot.. Terasa ada cairan kental dan hangat membasahi punggungku.. Sampai kerambutku dan akupun seketika rebah telungkup.. Dengan nafas masih memburu.. Dan masih merasakan nyeri di duburku.

Setelah itu si bapak.. Pergi ke kamar mandi.. Akupun segera mengambil CD ku dan mengelap air mani si bapak yang belepotan dipunggung ku.. Tiba-tiba aku mendengar suara pintu dibuka.. Akupun segera mengenakan kimonoku dan berjalan keluar kamar.. Ternyata si bapak itu sudah tidak ada.. Loh gimana sih ini orang.. Pikirku.. Ah.. Biar aja kalau enggak mau dibayar..

Lalu akupun menuju kamar mandi.. Terasa lengket punggung ku karena oil tadi, tetapi tiba-tiba ada yang mengetuk pintu.. Akupun segera merapihkan kimonoku dan berpikir.. Pasti si Lina dan kawan-kawan sudah pulang, ketika pintu aku buka tampak seorang ibu-ibu dengan kebaya berdiri diluar.. Lalu.

"Selamat siang neng.. Neng yang.. Mau dipijet kan?" seru ibu itu.
"Iya.. Ibu siapa" tanyaku
"Saya tukang pijatnya neng" sahutnya..

Gilaa.. Siapa dong bapak tadi.. Walaupun aku terkejut.. Tetapi jujur.. Aku enjoy sekali dengan permainan si bapak itu.. Tapi.. Andaikan tunangan kutahu.. Ah.. Jangan sampailah.

PEMERKOSAAN SEORANG PRAMUGARI

Malam telah larut dimana jarum jam menunjukkan pukul 23.15. Suasana sepi menyelimuti sebuah kost-kostan yang terletak beberapa kilometer dari Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng.. Kost-kostan tersebut lokasinya agak jauh dari keramaian sehingga menjadi tempat favorit bagi siapa saja yang menginginkan suasana tenang dan sepi. Kost-kostan yang memiliki jumlah kamar mencapai 30 kamar itu terasa sepi karena memang baru saja dibuka untuk disewakan,hanya beberapa kamar saja yang sudah ditempati, sehingga suasananya dikala siang atau malam cukup lengang. Saat itu hujan turun lumayan deras, akan tetapi nampak sesuatu telah terjadi disalah satu kamar dikost-kostan itu.

Seiring dengan turunnya air hujan, air mata Dinda juga mulai turun berlinang disaat lelaki itu mulai menyentuh tubuhnya yang sudah tidak berdaya itu. Saat ini tubuhnya sudah dalam kekuasaan para lelaki itu, rasa keputus asaan dan takut datang menyelimuti dirinya. Beberapa menit yang lalu secara tiba- tiba dirinya diseregap oleh seseorang lelaki disaat dia masuk kedalam kamar kostnya setibanya dari sebuah tugas penerbangan. Kedua tangannya langsung diikat kebelakang dengan seutas tali, mulutnya disumpal dengan kain dan setelah itu tubuhnya dicampakkan oleh lelaki itu keatas tempat tidurnya. Ingin rasanya dia berteriak meminta pertolongan kepada teman-temannya akan tetapi kendaraan antar jemput yang tadi mengantarkannya sepertinya sudah jauh pergi meninggalkan kost-kostan ini, padahal didalam
kendaraan tersebut banyak teman-temannya sesama karyawan.

Dinda Fitria Septiani adalah seorang Pramugari pada sebuah penerbangan swasta, usianya baru menginjak 19 tahun, wajahnya cantik imut-imut, postur tubuhnya tinggi dan langsing proporsional. Dengan dianugerahi penampilan yang cantik ini sangat memudahkan baginya untuk diterima bekerja sebagai seorang pramugari. Demikian pula dengan karirnya dalam waktu yang singkat karena kecantikannya itulah dia telah menjadi sosok primadona di perusahaan penerbangan itu. Banyak lelaki yang berusaha merebut hatinya, baik itu sesama karyawan ditempatnya bekerja atau kawan-kawan lainya. Namun karena alasan masih ingin berkarir maka dengan secara halus maksud-maksud dari para lelaki itu ditolaknya.

Akan tetapi tidak semua lelaki memahami atas sikap dari Dinda itu. Paul adalah salah satu dari orang yang tidak bisa menerima sikap Dinda terhadap dirinya. Kini dirinya bersama dengan seorang temannya telah melakukan seuatu perhitungan terhadap Dinda. Rencana busuk dilakukannya terhadap Dinda. Malam ini mereka telah menyergap Dinda dikamar kostnya. Paul adalah satu dari sekian banyaknya lelaki yang menaruh hati kepada dirinya, akan tetapi Paul bukanlah seseorang yang dikenalnya dengan baik karena kedudukannya bukanlah seorang karyawan penerbangan ditempatnya bekerja atau kawan-kawannya yang lain, melainkan dia adalah seorang tukang batu yang bekerja dibelakang kost-kostan ini. Ironisnya, Paul yang berusia setengah abad lebih dan melebihi usia ayah Dinda itu lebih sering menghalalkan segala cara dalam mendapatkan sesuatu, maklumlah dia bukan seseorang yang terdidik. Segala tingkah laku dan perbuatannyapun cenderung kasar, karena memang dia hidup dilingkungan orang-orang yang bertabiat kasar.

"Huh rasakan kau gadis sombong !", bentaknya kepada Dinda yang tengah tergolek dikasurnya.
"Aku dapatkan kau sekarang....!", lanjutnya. Sejak perjumpaannya pertama dengan Dinda beberapa bulan yang lalu, Paul langsung jatuh hati kepada Dinda. Dimata Paul, Dinda bagaikan bidadari yang turun dari khayangan sehingga selalu hadir didalam lamunnanya. Diapun berniat untuk menjadikannya sebagai istri yang ke-4. Bak bukit merindukan bulan, Paul tidak berdaya untuk mewujudkan impiannya itu. Predikatnya sebagai tukang batu, duda dari 3 kali perkawinan, berusia 51 tahun, lusuh dan miskin menghanyutkan impiannya untuk dapat mendekati sang bidadari itu.
Terlebih-lebih ada beberapa kali kejadian yang sangat menyakitkan hatinya terkait dengan Dinda
sang bidadari bayangannya itu. Sering tegur sapanya diacuhkan oleh Dinda,tatapan mata Dindapun selalu sinis terhadap dirinya. Lama kelamaan didalam diri Paul tumbuh subur rasa benci terhadap Dinda, penilaian terhadapnyapun berubah, rasa kagumnya telah berubah menjadi benci namun gairah nafsu sex terhadap Dinda tetap bersemi didalam dirinya tumbuh subur menghantui dirinya selama ini. Akhirnya dipilihlah sebuah jalan pintas untuk melampiaskan nafsunya itu, kalaupun cintanya tidak dapat setidaknya dia dapat menikmati tubuh Dinda pikirnya. Jadilah malam ini Paul melakukan aksi nekat, diapun membulatkan hatinya untuk memberi pelajaran kepada Dinda sekaligus melampiaskan nafsunya yang selama ini mulai tumbuh secara subur didalam dirinya.

Kini sang bidadari itu telah tergeletak dihadapannya, air matanyapun telah membasahi wajahnya yang putih bersih itu. "Lihat aku, cewek bangsat.....!", hardiknya seraya memegang kepala Dinda dan menghadapkan kewajahnya. "Hmmmphh....!!", jeritnya yang tertahan oleh kain yang menyumpal dimulutnya, mata Dinda pun melotot ketika menyadari bahwa saat ini dia telah berhadapan dengan Paul seseorang yang dibencinya. Hatinyapun langsung ciut dan tergetar tatkala Paul yang berada dihadapannya tertawa penuh dengan kemenangan, "Hahaha....malam ini kamu jadi pemuasku, gadis cantik". Keringatpun langsung mengucur deras membasahi tubuh Dinda, wajahnya nampak tersirat rasa takut yang dalam, dia menyadari betul akan apa-apa yang bakal terjadi terhadap dirinya. Disaat seperti inilah dia menyadari betul akan ketidak berdayaan dirinya, rasa sesal mulai hadir didalam hatinya, akan sikap- sikapnya yang tidak berhati-hati terhadap Paul.

Kini dihadapan Dinda, Paul mulai melepaskan baju kumalnya satu persatu hingga akhirnya telanjang bulat. Walaupun telah berusia setengah abad lebih, namun karena pekerjaannya sebagai buruh kasar maka Paul memiliki tubuh yang atletis, badannya hitam legam dan kekar, beberapa buah tatto menghiasi dadanya yang bidang itu. Isak tangis mulai keluar dari mulut Dinda, disaat paul mulai mendekat ketubuhnya. Tangan kanannya memegang batang kemaluannya yang telah tegak berdiri itu dan diarahkannya kewajah Dinda. Melihat ini Dinda berusaha memalingkan wajahnya, namun tangan kiri Paul secepat kilat mencengkram erat kepala Dinda dan mengalihkannya lagi persis menghadap ke batang kemaluannya.. Dan setelah itu dioles-oleskannya batang kemaluannya itu diwajah Dinda, dengan tubuh yang bergetar Dinda hanya bisa memejamkan matanya dengan erat karena merasa ngeri dan jijik diperlakukan seperti itu. Sementara kepala tidak bisa bergerak-gerak karena dicengkraman erat oleh tangan Paul. "Ahhh....perkenalkan rudal gue ini sayang.....akhhh...." ujarnya sambil terus mengoles-oleskan batang kemaluannya diwajah Dinda, memutar-mutar dibagian pipi, dibagian mata, dahi dan hidungnya. Melalui batang kemaluannya itu Paul tengah menikmati kehalusan wajah Dinda. "Hai cantik !....sekarang sudah kenal kan dengan kontol gue ini, seberapa mahal sih wajah cantik elo itu hah ? sekarang kena deh ama kontol gue ini....", sambungnya.

Setelah puas dengan itu, kini Paul mendorong tubuh Dinda hingga kembali terjatuh kekasurnya.
Sejenak dikaguminya tubuh Dinda yang tergolek tak berdaya ditempat tidurnya itu. Baju seragam
pramugarinya masih melekat rapi dibadannya. Baju dalaman putih dengan dasi kupu-kupu berwarna biru ditutup oleh blazer yang berwarna kuning tua serta rok pendeknya yang berwarna biru seolah semakin membangkitkan birahi Paul, apalagi roknya agak tersingkap hingga pahanya yang putih mulus itu terlihat. Rambutnya yang panjang sebahu masih digelung sementara itu topi pramugarinya telah tergeletak jatuh disaat penyergapan lagi. "Hmmpphhh...mmhhh...", sepertinya Dinda ingin mengucapkan sesuatu kepadanya, tapi apa perdulinya paling-paling cuma
permintaan ampun dan belas kasihan. Tanpa membuang waktu lagi kini diputarnya tubuh Dinda menjadi tengkurap, kedua tangannya yang terikat kebelakang menempel dipunggung sementara dada dan wajahnya menyentuh kasur. Kedua tangan kasar Paul itu kini mengusap-usap bagian pantat Dinda, dirasakan olehnya pantat Dinda yang sekal. Sesekali tangannya menyabet bagian itu bagai seorang ibu yang tengah menyabet pantat anaknya yang nakal "Plak...Plak...". "Wah sekal sekali pantatmu...", ujar Paul sambil terus mengusap-usap dan memijit- mijit pantat Dinda.
Dinda hanya diam pasrah, sementara tangisannya terus terdengar. Tangisnya terdengar semakin
keras ketika tangan kanan Paul secara perlahan-lahan mengusap kaki Dinda mulai dari betis naik terus kebagian paha dan akhirnya menyusup masuk kedalam roknya hingga menyentuh kebagian selangkangannya.

Sesampainya dibagian itu, salah satu jari tangan kanan Paul, yaitu jari tengahnya menyusup masuk kecelana dalamnya dan langsung menyentuh kemaluannya. Kontan saja hal ini membuat badan Dinda agak menggeliat, dia mulai sedikit meronta-ronta, namun jari tengah Paul tadi langsung menusuk lobang kemaluan Dinda. "Egghhmmmmm.......", Dinda menjerit badannya mengejang tatkala jari telunjuk Paul masuk kedalam liang kewanitaannya itu. Badan Dindapun langsung menggeliat- geliat seperti cacing kepanasan, ketika Paul memainkan jarinya itu didalam lobang kemaluan Dinda. Dengan tersenyum terus dikorek- koreknyalah lobang kemaluan Dinda, sementara itu badan Dinda menggeliat-geliat jadinya, matanya merem-melek, mulutnya mengeluarkan rintihan- rintihan yang teredam oleh kain yang menyumpal mulutnya itu "Ehhmmmppphhh....mmpphhhh.....". Setelah beberapa menit lamanya, kemaluan Dindapun menjadi basah oleh cairan kewanitaannya, Paul kemudian mencabut jarinya.

Tubuh Dindapun dibalik sehingga posisinya terlentang. Setelah itu roknya disingkapkan keatas hingga rok itu melingkar dipinggulnya dan celana dalamnya yang berwarna putih itu ditariknya hingga bagian bawah Dinda kini telanjang. Terlihat oleh Paul, kemaluan Dinda yang indah, sedikit bulu-bulu tipis yang tumbuh mengitari lobang kemaluannya yang telah membengkak itu.
Dengan bernafsunya direntangkan kedua kaki Dinda hingga mengangkang setelah itu ditekuknya hingga kedua pahanya menyentuh ke bagian dada. Wajah Dinda semakin tegang, tubuhnya gentar, seragam pramugarinyapun telah basah oleh keringat yang deras membanjiri tubuhnya, Paul bersiap-siap melakukan penetrasi ketubuh Dinda. "Hmmmmpphhh..........hhhhhmmmmppp.... ..", Dinda menjerit dengan tubuhnya yang mengejang ketika Paul mulai menanamkan batang kemaluannya didalam lobang kemaluan Dinda. Matanya terbelalak menahan rasa sakit dikemaluannya, tubuhnya menggeliat-geliat sementara Paul terus berusaha menancapkan seluruh batang kemaluannya. Memang agak sulit selain Dinda masih perawan, usianyapun masih tergolong muda sehingga kemaluannya masih sangat sempit. Akhirnya dengan sekuat tenaganya, Paul berhasil menanamkan seluruh batang kemaluannya didalam vagina Dinda. Tubuh Dinda berguncang-guncang disaat itu karena dia menangis merasakan sakit dan pedih tak terkirakan dikemaluannya itu. Diapun menyadari bahwa malam itu keperawanannya akhirnya terenggut oleh Paul. "Ahh....kena kau sekarang !!! akhirnya Gue berhasil mendapatkan perawan elo !", bisiknya ketelinga Dinda.

Hujanpun semakin deras, suara guntur membahana memekakkan telinga. Karena ingin mendengar suara rintihan gadis yang telah ditaklukkannya itu, dibukannya kain yang sejak tadi menyumpal mulut Dinda. "Oouuhhh.....baang....saakiitt...banngg....ampuunn ...", rintih Dinda dengan suara yang megap- megap. Jelas Paul tidak perduli. Dia malahan langsung menggenjot tubuhnya memopakan batang kemaluannya keluar masuk lobang kemaluan Dinda. "Aakkhh....ooohhhh....oouuhhhh....ooohhhggh... .", Dinda merintih-rintih, disaat tubuhnya digenjot oleh Paul, badannyapun semakin menggeliat-geliat. Tidak disadarinya justru badannya yang menggeliat-geliat itu malah memancing nafsu Paul, karena dengan begitu otot-otot dinding vaginanya malah semakin ikut mengurut-urut batang kemaluan Paul yang tertanam didalamnya, karenanya Paul merasa semakin nikmat. Menit-menitpun berlalu dengan cepat, masih dengan sekuat tenaga Paul terus menggenjot tubuh Dinda, Dindapun nampak semakin kepayahan karena sekian lamanya Paul menggenjot tubuhnya. Rasa pedih dan sakitnya seolah telah hilang, erangan dan rintihanpun kini melemah, matanya mulai setengah tertutup dan hanya bagian putihnya saja yang terlihat, sementara itu bibirnya menganga mengeluarkan alunan-alunan rintihan lemah, "Ahhh.....ahhhh...oouuhhhh...". Dan akhirnya Paulpun berejakulasi di lobang kemaluan Dinda, kemaluannya menyemburkan cairan kental yang luar biasa banyaknya memenuhi rahim Dinda. "A..aakkhhh.....", sambil mengejan Paul melolong panjang bak srigala, tubuhnya mengeras dengan kepala menengadah keatas. Puas sudah dia menyetubuhi Dinda, rasa puasnya berlipat-lipat baik itu puas karena telah mencapai klimaks dalam seksnya, puas dalam menaklukan Dinda, puas dalam merobek keperawanan Dinda dan puas dalam memberi pelajaran kepada gadis cantik itu. Dinda menyambutnya dengan mata yang secara tiba-tiba terbelalak, dia sadar bahwa pasangannya telah berejakulasi karena disakannya ada cairan-cairan hangat yang menyembur membanjiri vaginanya. Cairan kental hangat yang bercampur darah itu
memenuhi lobang kemaluan Dinda sampai sampai meluber keluar membasahi paha dan sprei kasur. Dinda yang menyadari itu semua, mulai menangis namun kini tubuhnya sudah lemah sekali.

Dengan mendesah puas Paul merebahkan tubuhnya diatas tubuh Dinda, kini kedua tubuh itu jatuh lunglai bagai tak bertulang. Tubuh Paul nampak terguncang-guncang sebagai akibat dari isak tangis dari Dinda yang tubuhnya tertindih tubuh Paul. Setelah beberapa menit membiarkan batang kemaluannya tertanam dilobang kemaluan Dinda, kini Paul mencabutnya seraya bangkit dari tubuh Dinda. Badannya berlutut mengangkangi tubuh lunglai Dinda yang terlentang, kemaluannya yang nampak sudah melemas itu kembali sedikit- demi sedikit menegang disaat merapat kewajah Dinda. Dikala sudah benar-benar menegang, tangan kanan Paul sekonyong-konyong meraih kepala Dinda. Dinda yang masih meringis-ringis dan menangis tersedu-sedu itu, terkejut dengan tindakan Paul. Terlebih-lebih melihat batang kemaluan Paul yang telah menegang itu berkedudukan persis dihadapan wajahnya. Belum lagi sempat menjerit, Paul sudah mencekoki mulutnya dengan batang kemaluannya. Walau Dinda berusaha berontak namun akhirnya Paul berhasil menanamkan penisnya itu kemulut Dinda. Nampak Dinda seperti akan muntah, karena mulutnya merasakan batang kemaluan Paul yang masih basah oleh cairan sperma itu. Setelah itu Paul kembali memopakan batang kemaluannya didalam rongga mulut Dinda, wajah Dinda memerah jadinya, matanya melotot, sesekali dia terbatuk-batuk dan akan muntah. Namun Paul dengan santainya terus memompakan keluar masuk didalam mulut Dinda, sesekali juga dengan gerakan memutar-mutar. "Aahhhh....", sambil memejamkan mata Paul merasakan kembali kenikmatan di batang kemaluannya itu mengalir kesekujur tubuhnya. Rasa dingin, basah dan geli dirasakannya dibatang kemaluannya. Dan akhirnya, "Oouuuuhhhh...Dinndaaaa...sayanggg... ..", Paul mendesah panjang ketika kembali batang kemaluannya berejakulasi yang kini dimulut Dinda. Dengan terbatuk-batuk Dinda menerimanya, walau sperma yang dimuntahkan oleh Paul jumlahnya tidak banyak namun cukup memenuhi rongga mulut Dinda hingga meluber membasahi pipinya. Setelah memuntahkan spermanya Paul mencabut batang kemaluannya dari mulut Dinda, dan Dindapun langsung muntah-muntah dan batuk-batuk dia nampak berusaha untuk mengeluarkan cairan-cairan itu namun sebagian besar sperma Paul tadi telah mengalir masuk ketenggorokannya.

Saat ini wajah Dinda sudah acak- acakan akan tetapi kecantikannya masih terlihat, karena memang kecantikan dirinya adalah kecantikan yang alami sehingga dalam kondisi apapun selalu cantik adanya. Dengan wajah puas sambil menyadarkan tubuhnya didinding kasur, Paulpun menyeringai melihat Dinda yang masih terbatuk-batuk. Paul memutuskan untuk beristirahat sejenak, mengumpulkan kembali tenaganya. Sementara itu tubuh Dinda meringkuk dikasur sambil terisak-isak. Waktupun berlalu, jam didinding kamar Dinda telah menunjukkan pukul 1 dinihari. Sambil santai Paulpun menyempatkan diri mengorek-ngorek isi laci lemari Dinda yang terletak disamping tempat tidur. Dilihatnya album foto- foto pribadi milik Dinda, nampak wajah-wajah cantik Dinda menghiasi isi album itu, Dinda yang anggun dalam pakaian seragam pramugarinya, nampak cantik juga dengan baju muslimnya lengkap dengan jilbab ketika foto bersama keluarganya saat lebaran kemarin dikota asalnya yaitu Bandung. Kini gadis cantik itu tergolek lemah dihadapannya, setengah badannya telanjang, kemaluannya nampak membengkak. Selain itu, ditemukan pula beberapa lembar uang yang berjumlah 2 jutaan lebih serta perhiasan emas didalam laci itu, dengan tersenyum Paul memasukkan itu semua kedalam kantung celana lusuhnya, "Sambil menyelam minum air", batinnya.

Setelah setengah jam lamanya Paul bersitirahat,kini dia bangkit mendekati tubuh Dinda. Diambilnya sebuah gunting besar yang dia temukan tadi didalam laci. Dan setelah itu dengan gunting itu, dia melucuti baju seragam pramugari Dinda satu persatu. Singkatnya kini tubuh Dinda telah telanjang bulat, rambutnyapun yang hitam lurus dan panjang sebahu yang tadi digelung rapi kini digerai oleh Paul sehingga menambah keindahan menghiasi punggung Dinda. Sejenak Paul mengagumi keindahan tubuh Dinda, kulitnya putih bersih, pinggangnya ramping, payudaranya yang tidak terlalu besar, kemaluannya yang walau nampak bengkak namun masih terlihat indah menghias selangkangan Dinda. Tubuh Dinda nampak penuh dengan kepasrahan, badannya kembali tergetar menantikan akan apa-apa yang akan terjadi terhadap dirinya.

Sementara itu hujan diluar masih turun dengan derasnya, udara dingin mulai masuk kedalam kamar yang tidak terlalu besar itu. Udara dingin itulah yang kembali membangkitkan nafsu birahi Paul. Setelah hampir sejam lamanya memberi istirahat kepada batang kemaluannya kini batang kemaluannya kembali menegang. Dihampirinya tubuh telanjang Dinda, "Yaa...ampuunnn bangg...udah dong....Dinda minta ampunn bangg...oohhh....", Dinda nampak memelas memohon-mohon kepada Paul. Paul hanya tersenyum saja mendengar itu semua, dia mulai meraih badan Dinda. Kini dibaliknya tubuh telanjang Dinda itu hingga dalam posisi tengkurap. Setelah itu ditariknya tubuh itu hingga ditepi tempat tidur, sehingga kedua lutut Dinda menyentuh lantai sementara dadanya masih menempel kasur dipinggiran tempat tidur, Paulpun berada dibelakang Dinda dengan posisi menghadap punggung Dinda. Setelah itu kembali direntangkannya kedua kaki Dinda selebar bahu, dan.... "Aaaaaaaaakkkkhh.........", Dinda melolong panjang, badannya mengejang dan terangkat dari tempat tidur disaat Paul menanamkan batang kemaluannya didalam lobang anus Dinda.

Rasa sakit tiada tara kembali dirasakan didaerah selangkangannya, dengan agak susah payah kembali Paul berhasil menanamkan batang kemaluannya didalam lobang anus Dinda. Setelah itu tubuh Dindapun kembali disodok-sodok, kedua tangan Paul meraih payudara Dinda serta meremas-remasnya. Setengah jam lamnya Paul menyodomi Dinda, waktu yang lama bagi Dinda yang semakin tersiksa itu. "Eegghhh....aakkhhh....oohhh...", dengan mata merem-melek serta tubuh tersodok- sodok Dinda merintih-rintih, sementara itu kedua payudaranya diremas-remas oleh kedua tangan Paul. Paul kembali merasakan akan mendapatkan klimaks, dengan gerakan secepat kilat dicabutnya batang kemaluan itu dari lobang anus Dinda dan dibaliklah tubuh Dinda itu hingga kini posisinya terlentang. Secepat kilatpula dia yang kini berada diatas tubuh Dinda menghujamkan batang kemaluannya kembali didalam vagina Dinda. "Oouuffffhhh......", Dinda merintih dikala paul menanamkan batang kemaluannya itu. Tidak lama setelah Paul memompakan kemaluannya didalam liang vagina Dinda "CCREETT....CCRROOOT...CROOTT...", kembali penis Paul memuntahkan sperma membasahi rongga vagina Dinda, dan Dindapun terjatuh tak sadarkan diri.

Fajar telah menjelang, Paul nampak meninggalkan kamar kost Dinda dengan tersenyum penuh dengan kemenangan, sebatang rokok menemaninya dalam perjalanannya kesebuah stasiun bus antar kota, sementara itu sakunya penuh dengan lembaran uang dan perhiasan emas. Entah apa yang akan terjadi dengan Dinda sang pramugari cantik imut-imut itu, apakah dia masih menjual mahal dirinya. Entahlah, yang jelas setelah dia berhasil menikmati gadis cantik itu, hal itu bukan urusannya lagi.

PEMERKOSAAN WANDA

Di sekolah ini aku tidaklah sendirian aku masuk bekerja dengan sahabatku yang bernama Tono yang seorang residivis kambuhan. Usianya tidak begitu jauh denganku yaitu 46 th, perawakannya tinggi besar rambutnya panjang dan kumal. Kami berdua sengaja hidup berpindah-pindah tempat. Kami bukanlah pekerja tetap di sekolah ini, kami hanya mendapat order untuk mengerjakan pengecatan kusain-kusain pintu-pintu kelas disekolah ini. Kami tidak dibayar mahal namun kami memiliki kebebasan untuk tinggal dilingkungan sekolah ini. Maklumlah kami adalah perantau yang hidup nomaden.Diantara gadis-gadis tadi, ada salah seorang yang paling menonjol. Aku sangatlah hafal dengannya. Karena memang dia cantik, lincah dan aktif dalam kegiatan sekolah, sehingga akupun sering melihat dia mondar-mandir di sekolahan ini.

Wanda namanya. Postur tubuhnya mungil, wajahnya cantik dan imut-imut, kulitnya putih bersih serta wangi selalu, rambutnya ikal panjang sebahu dan selalu diikat model ekor kuda. Penampilannyapun modis sekali, seragam sekolah yang dikenakannya selalu berukuran ketat, rok seragam abu-abunya berpotongan sejengkal diatas lutut sehingga pahanya yang putih mulus itu terlihat, ukuran roknyapun ketat sekali membuat pantatnya yang sekal itu terlihat menonjol, sampai-sampai garis celana dalamnyapun terlihat jelas melintang menghiasi lekuk pantatnya, tak lupa kaos kaki putih selalu menutupi betisnya yang putih mulus itu.

Tidak bisa kupungkiri lagi aku tengah jatuh cinta kepadanya. Namun perasaan cintaku kepada Wanda lebih didominasi oleh nafsu sex semata. Gairahku memuncak apabila aku memandanginya atau berpapasan dengannya disaat aku tengah bekerja di sekolah ini. Ingin aku segera meyetubuhinya. Banyak sudah pelacur-pelacur kunikmati akan tetapi belum pernah aku menikmati gadis perawan muda yang cantik dan sexy seperti Wanda ini. Aku ingin mendapatkan kepuasan itu bersama dengan Wanda. Informasi demi informasi kukumpulkan dari orang-orang disekolah itu, dari penjaga sekolah, dari tukang parkir, dari karyawan sekoah. Dari merekalah aku mengetahui nama gadis itu. Dan dari orang-orang itupun aku tahu bahwa Wanda adalah seorang siswi yang duduk di kelas 2, umurnya baru 16 tahun. Beberapa saat yang lalu dia merayakan hari ulang tahunnya yang ke-16 di kantin sekolah ini bersama teman-temannya sekelas. Diapun termasuk siswi yang berprestasi, aktif dalam kegiatan paduan suara dan paskibra disekolah ini. Dan yang informasi terakhir yang kudapat bahwa dia ternyata adalah salah seorang finalis foto model yang diselenggarakan oleh sebuah majalah khusus untuk remaja putri terkenal di negeri ini dan bulan depan dia akan mengikuti seleksi tahap akhir.

Kini disaat sekolah telah sepi salah satu dari gadis-gadis anggota paduan suara tadi itu tengah merintih-rintih dihadapanku. Dia adalah gadis yang terakhir kalinya masih tersisa didalam sekolah ini, yang sedang asyik bercanda ria dengan temannya melalui HP-nya, semetara yang lainnya telah meninggalkan halaman sekolah. Beberapa menit yang lalu melalui sebuah pergulatan yang tidak seimbang aku telah berhasil meringkusnya dengan mudah, kedua tangannya kuikat dengan kencang kebelakang tubuhnya, dan mulutnya kusumpal dengan kain gombal. Setelah itu kuseret tubuhnya ke bangsal olahraga yang berada di bagian belakang bangunan sekolah ini.

Tidak salah salah lagi gadis itu adalah Wanda , gadis cantik sang primadona sekolah ini yang telah lama kuincar. Aku sangat hafal dengan kebiasaannya yaitu menunggu jemputan supir orang tuanya dikala selesai latihan sore dan sang supir selalu terlambat datang setengah jam dari jam bubaran latihan. Sehingga dia paling akhir meninggalkan halaman sekolah. Kini dia meringkuk dihadapanku, dengan tangisannya yang teredam oleh kain gombal yang kusumpal di mulutnya. Sepertinya dia memohon-mohon sesuatu padaku tetapi apa peduliku, air matanya nampak mengalir deras membasahi wajahnya yang cantik itu. Sesekali nampak dia meronta-ronta mencoba melepaskan ikatan tali tambang yang mengikat erat di kedua tangannya, namun sia-sia saja, aku telah mengikat erat dengan berbagai simpul.

Posisinya kini bersujud dihadapanku, tangisannya kian lama kian memilukan, aku menyadari sepenuhnya bahwa dia kini tengah berada dalam rasa keputusasaan dan ketakutan yang teramat sangat didalam dirinya. Kunyalakan sebatang rokok dan kunikmati isapan demi isapan rokok sambil kutatap tajam dan kupandangi tubuh gadis cantik itu, indah nian tubuhnya, kulitnya putih bersih, pantatnya sekal berisi. Kunikmati rintihan dan tangis gadis cantik yang tengah dilanda ketakutan itu, bagai seseorang yang tengah menikmati alunan musik didalam ruangan sepi. Suara tangisnya yang teredam itu memecahkan kesunyian bangsal olahraga di sekolah yang tua ini. Sesekali dia meronta-ronta mencoba melepaskan tali ikatan yang mengikat kedua tangannya itu.

Lama kelamaan kulihat badannya mulai melemah, isak tangisnya tidak lagi sekeras tadi dan sekarang dia sudah tidak lagi meronta-ronta mungkin tenaganya telah habis setelah sekian lamanya menagis meraung-raung dengan mulutnya yang telah tersumbat. Sepertinya didalam hatinya dia menyesali, kenapa Heru supirnya selalu terlambat menjemputnya, kenapa tadi tidak menumpang Desy sahabat karibnya yang tadi mengajaknya pulang bareng, kenapa tadi tidak langsung keluar dari lingkungan sekolah disaat latihan usai, kenapa malah asyik melalui HP bercanda ria dengan Fifi sahabatnya. Yah, semua terlambat untuk disesali pikirnya, dan saat ini sesuatu yang mengerikan akan terjadi pada dirinya.

?Beres Yon?, pintu pagar depan sudah gue tutup dan gembok?, terdengar suara dari seseorang yang tengah memasuki bangsal.
Ternyata Tono dengan langkah agak gontai dia menutup pintu bangsal yang mulai gelap ini.
?OK?sip, gue udah beresin nih anak, tinggal kita pake aja??, ujarku kepada Tono sambil tersenyum.
Kebetulan malam ini Pak Parijan sang penjaga sekolah beserta keluarganya yang tinggal di dalam lingkungan sekolah ini yaitu sedang pulang kampung, baru besok lusa mereka kembali ke sekolah ini. Mereka langsung mempercayakan kepada kami untuk menjaga sekolah ini selama mereka pergi. Maka tinggallah kami berdua bersama dengan Wanda yang masih berada didalam sekolah ini. Pintu gerbang sekolah telah kami rantai dan kami gembok sehingga orang-orang menyangka pastilah sudah tidak ada aktifitas atau orang lagi didalam gedung ini. Pak Heru sang supir yang menjemput Wanda pastilah berpikiran bahwa Wanda telah pulang, setelah melihat keadaan sekolah itu.

Kupandang lagi tubuh Wanda yang lunglai itu, badannya bergetar karena rasa takutannya yang teramat sangat didalam dirinya. Hujanpun mulai turun, ruangan didalam bangsal semakin gelap gulita angin dinginpun bertiup masuk kedalam bangsal itu, Tono menyalakan satu buah lampu TL yang persis diatas kami, sehingga cukup menerangi bagian disekitar kami saja. Kuhisap dalam-dalam rokokku dan setelah itu kumatikan. Mulailah kubuka bajuku satu per satu, hingga akhirnya aku telanjang bulat. Batang kemaluanku telah lama berereksi semenjak meringkus Wanda di teras sekolah tadi.
?Gue dulu ya?.?, ujarku ke Tono.
?Ok boss?.?, balas Tono sambil kemudian berjalan meninggalkan aku keluar bangsal.

Kudekati tubuh Wanda yang tergolek dilantai, kuraba-raba punggung gadis itu, kurasakan detak jantungnya yang berdebar keras, kemudian tanganku turun hingga bagian pantatnya yang sekal itu, kuusap-usap pantatnya dengan lembut, kurasakan kenyal dan empuknya pantat itu sambil sesekali kutepok-tepok. Badan Wanda kembali kurasakan bergetar, tangisnya kembali terdengar, sepertinya dia kembali memohon sesuatu, akan tetapi karena mulutnya masih tersumbat suaranyapun tidak jelas dan aku tidak memperdulikannya. Dari daerah pantat tanganku turun kebawah kedaerah lututnya dan kemudian menyelinap masuk kedalam roknya serta naik keatas kebagian pahanya. Kurasakan lembut dan mulus sekali paha Wanda ini, kuusap-usap terus menuju keatas hingga kebagian pangkal pahanya yang masih ditutupi oleh celana dalam.

Karena sudah tidak tahan lagi, kemudian aku posisikan tubuh Wanda kembali bersujud, dengan kepala menempel dilantai, dengan kedua tangannya masih terikat kebelakang. Aku singkapkan rok seragam abu-abu SMUnya sampai sepinggang.
?Waw indah nian?.gadis ini? gunamku sambil melototi paha dan pantat sekal gadis ini.
Kemudian aku lucuti celana dalamnya yang berwarna putih itu, terlihatlah dua gundukan pantat sekal gadis ini yang putih bersih. Sementara Wanda terus menagis kini aku memposisikan diriku berlutut menghadap ke pantat gadis itu, kurentangkan kedua kakinya melebar sedikit. Dengan jari tengahku, aku coba meraba-raba selangkangan gadis ini. Disaat jari tengahku menempel pada bagian tubuhnya yang paling pribadi itu, tiba-tiba tubuh gadis ini mengejang. Mungkin saat ini pertama kali kemaluannya disentuh oleh tangan seorang lelaki. Disaat kudapatkan bibir kemaluannya kemudian dengan jariku itu, aku korek-korek lobang kemaluannya. Dengan maksud agar keluar sedikit cairan kewanitaannya dari lobang kemaluannya itu. Tubuhnya seketika itu menggeliat-geliat disaat kukorek-korek lobang kemaluannya, suara desahan-desahanpun terdengar dari mulut Wanda, tidak lama kemudian kemaluannya mulai basah oleh cairan lendir yang dikeluarkan dari lobang vaginanya.

Setelah itu dengan segera kucabut jari tengahku dan kubimbing batang kemaluanku denga tangan kiriku kearah bibir vagina Wanda. Pertama yang aku pakai adalah gaya ******, ini adalah gaya favoritku. Dan?
?Hmmmpphhhh???, terdengar rintihan dari mulut Wanda disaat kulesakkan batang kemaluanku kebibir vaginanya.
Dengan sekuat tenaga aku mulai mendorong-dorong batang kemaluanku masuk kelobang kemaluannya. Rasanya sangat seret sekali, karena sempitnya lobang kemaluan gadis perawan ini. Aku berusaha terus melesakkan batang kemaluanku kelobang kemaluannya dengan dibantu oleh kedua tanganku yang mencengkram erat pinggulnya. Kulihat badan Wanda mengejang, kepala mendongak keatas dan sesekali menggeliat-geliat. Aku tahu saat ini dia tengah merasakan sakit dan pedih yang tiada taranya.

Keringat terus mengucur deras membasahi baju seragam sekolahnya, namun harum wangi parfumnya masih terus tercium, membuat segarnya aroma Wanda saat itu, rintihan-rintihan terdengar dari mulutnya yang masih tersumpal itu.
Dan akhirnya setelah sekian lamanya aku terus melesakkan batang kemaluanku, kini bobol sudah lobang kemaluan Wanda. Aku telah berhasil menanamkan seluruh batang kemaluanku kedalam lobang vaginanya. Kurasakan kehangatan disekujur batang kemaluanku, dinding vagina Wanda terasa berdenyut-denyut seperti mengurut-urut batang kemaluanku. Sejenak kudiamkan batang kemaluanku tertanam didalam lobang vaginanya, kunikmati denyutan-demi denyutan dinding vagina Wanda yang mencengkram erat batang kemaluanku. Selanjutnya kurasakan seperti ada cairan mengucur mengalir membasahi batang kemaluanku dan kemudian meluber keluar menetes-netes. Ah?ternyata itu darah, berarti aku telah merenggut keperawanan dari gadis cantik ini.

Sementara itu kepala Wanda kembali tertunduk dilantai, desah nafasnya terdengar keras, badannya melemas. Setelah itu, aku mulai memompakan kemaluanku didalam lobang vaginanya. Kedua tanganku yang mencengkram erat pinggulnya juga membantu memaju mundurkan tubuhnya. Badan Wanda kembali tegang, rintihan kembali terdengar.
Semakin lama aku semakin mempercepat gerakanku, hingga tubuh Wanda tersodok-sodok dengan cepat sesekali, badannya juga menggeliat-geliat. Raut mukanya meringis-ringis akibat rasa sakit diselangkangannya.

Hujanpun mulai turun dengan deras dan aku ingin menikmati rintihan-rintihan dari gadis ini. Sementara aku terus menyodok-nyodok dari belakang, aku putuskan untuk membuka gombal yang sedari tadi membekap mulutnya. Dan,
?Aakkk?akkkhh?oohh?.ooh?iihh?oohh..?, suara erangan Wanda kini terdengar, kunikmati suara-suara itu sebagai penghantar diriku yang tengah menyetubuhi gadis ini.
Suaranya menggema diseluruh bangsal olahraga ini, namun masih tertelan oleh suara derasnya hujan diluar. Wanda semakin terlihat kepayahan, tubuhnya melemah namun aku masih terus menggenjotnya, gerakanku semakin cepat.

Bosan dengan posisi itu aku cabut kemaluanku dari lobang vaginanya dan kulihat darah berceceran membasahi selangkangannya dan kemaluanku. Sejenak Wanda mendesahkan nafas lega, kubalik tubuhnya, dan kini posisi dia terlentang. Setelah itu kurentangkan kedua kakinya dan kulipat hingga kedua pahanya menyentuh dadanya. Kulihat jelas kemaluan gadis ini, indah sekali. Bulu-bulunya yang masih jarang-jarang itu tumbuh menghias disekitar bibir kemaluannya.
?Ohh..jangann bang?ampun?bang...ooohh?sakittt sekali..bang?, terdengar Wanda merintih pelan memohon belas kasihan kepadaku.
Dengan menyeringai aku tindih tubuh Wanda itu. Kembali aku benamkan batang kemaluanku didalam lobang vaginanya.
?Aakkhh??, Wanda terpekik matanya terpejam, roman mukanya kembali meringis kesakitan dikala aku menanamkan batang kemaluanku kedalam lobang kemaluannya.

Setelah itu aku kembali memompakan tubuhku, menggenjot tubuh Wanda. Batang kemaluanku dengan gaharnya mengaduk aduk, menyodok-nyodok lobang kemaluannya. Tubuh Wanda kembali tersodok-sodok. Sesekali kuputar-putar pinggulku, yang membuat tubuh Wanda kembali kelojotan, dari bibir Wanda terdengar desahan-desahan halus
?Ohh?enngghh?oohh?ohhh?oohh??.
Setelah sekian menit lamanya aku menyetubuhinya, aku merasakan diriku akan berejakulasi. Segera kupeluk kepalanya dan kucengkram erat dengan kedua tanganku setelah itu irama gerakanku kupercepat.
?Aakkhhh?? akupun menejan, tubuhku mengeras. Croot?croottt?.croott? akupun berejakulasi, kusemprotkan spermaku didalam rahimnya. Banyak sekali sperma yang kukeluarkan menyemprot membasahi liang vaginanya hingga meluber keluar meleleh membasahi pahanya.

Kulihat raut muka Wanda saat itu nampak panik, sinar matanya menunjukkan kekalahan dan kepedihan. Dengan tatapan sayu dia memandangiku disaat aku mengejan menyemprotkan spermaku yang terakhir. Ahh nikmat sekali gadis ini, baru kali ini aku merengut keperawanan seorang gadis kota yang cantik. Setelah itu akupun merebahkan tubuhku menindih tubuhnya yang lemah, sambil mengatur nafasku. Tubuhku berguncang-guncang akibat dari isakan-isakan tangisnya serta nafasnya yang tersengal-sengal, sementara itu kemaluanku kubiarkan tertanam didalam lobang kemaluannya.

Kubelai-belai rambutnya, kukecup-kecup pipi dan bibirnya.
Terasa lembut sekali bibirnya, kumainkan lidahku didalam mulutnya, sejenak aku bercumbu mesra dengan Wanda. Dia hanya terisak-isak dengan nafas yang terus tersengal-sengal. Akhirnya kusudahi permainanku ini, aku bangkit sambil mencabut kemaluanku.
?Ouugghhhh?.?, Wanda merintih panjang saat kutarik kemaluanku keluar dari lobang vaginanya.
Kulihat diselangkangannya telah penuh dengan cairan-cairan kental dan darah penuh membasahi bulu-bulu kemaluannya.

Tak kusadari Tono ternyata telah berdiri didekatku, dan rupanya dia telah telanjang bulat menunggu gilirannya, badannya yang kekar dan tinggi itu nampak semakin sangar dengan banyaknya gambar-gambar tatto yang menghiasi sekujur dada dan lengannya. Dengan rasa toleran sebagai seorang sahabat, akupun menyingkir dari tubuh Wanda yang tergolek lemas dilantai. Aku ambil jarak beberapa meter dari tubuh Wanda kemudian aku kembali merebahkan tubuhku. Dengan tiduran terlentang dilantai aku menggali kembali rasa nikmatku setelah melampiaskan nafsuku ke Wanda tadi.

Sedang asyik-asyiknya aku istirahat, terdengar olehku bunyi sesuatu,
?Srett?sreettt?sreett?brett..? diikuti oleh isak tangis Wanda yang terdengar kembali.
Setelah kuperhatikan, oh ternyata Tono dengan sebuah pisau cutter ditangannya tengah sibuk merobek-robek baju seragam Wanda. Dengan kasarnya Tono mencabik-cabik baju seragam putih Wanda, termasuk BH putih yang dikenalkannya. Dan akhirnya kini badan Wanda telah telanjang, kedua buah payudaranya yang putih mulus namun tidak begitu besar kini terpampang jelas. Termasuk juga rok abu-abu yang melilit dipinggangnya setelah kusingkap tadi dirobek-robeknya, haya sepasang kaos kaki putih setinggi betisnya serta sepatu kets masih dikenakannya.
?Ouuhh?ammpuunn?bang?ampun??, suara Wanda terdengar lirih memohon-mohon ampun ke Tono yang sepertinya tengah kalap kemasukan setan itu.
Setelah itu dengan gombal yang tadi menyumpal mulut Wanda, Tono membersihkan daerah selangkangan Wanda. Dengan sedikit kasar Tono mengusap-usap selangkangan Wanda sampai-sampai tubuh Wanda menggeliat-geliat.

Akupun kembali merebahkan tubuhku, mengatur nafasku serta kunyalakan sebatang rokok sebagai penghantar istirahatku. Sementara itu hujan diluar mulai reda, namun angin dingin terus berhembus masuk kedalam bangsal tempat pembantaian Wanda ini. Tiba-tiba semenit kemudian dikala aku sedang rebahan dan asyik-asyiknya menikmati rokokku. Terdengar olehku jerit Wanda yang memilukan
?Aaakkhhhhh??..?.
Akupun terbangun, kulihat dari asal suara itu. Ternyata Tono tengah menyodomi Wanda. Posisi Wanda kembali bersujud dengan kepala yang mendongak keatas, bola matanya terbelalak, wajahnya cantiknya terlihat miris sekali, mulutnya menganga membentuk huruf ?O? dan Tono berada dibelakangnya tengah asyik menanamkan batang kemaluannya yang besar itu ke dalam lobang anus Wanda.
?Aakkhh?.? Tonopun mendesah lepas tatkala dia berhasil menanamkan batang kemaluannya dilobang anus Wanda.
Setelah itu lubang anus Wanda dihujani sodokan-sodokan batang kemaluan Tono, Tono melakukannya dengan gerakan yang cepat dan kasar sampai-sampai tubuh Wanda terdorong-dorong dan tersodok-sodok dengan keras.Tidak ada suara rintihan lagi yang keluar dari mulut Wanda mungkin karena suara tertahan ditenggorokannya karena menahan rasa sakit yang dideritanya, akan tetapi badannya masih kaku menegang, raut mukanya kini meringis-ringis, mulutnya masih saja menganga terbuka. Rasa sakit dan pedih kembali melanda dirinya yang tengah disodomi oleh Tono. Melihat ini aku kebali terangsang, nafsu birahiku kembali memuncak. Aku bangkit dari rebahanku mendekati mereka berdua. Kemaluanku kembali ereksi melihat keadaan Wanda yang tengah menderita. Kuamati wajahnya dari dekat dan dia masih terlihat cantik, keringatpun mengucur deras membasahi wajah cantiknya.

Aku dengan posisi berlutut berada didepan wajah Wanda, yang masih mendongak kesakitan itu, sementara itu seluruh badannya terus tersodok-sodok karena ulah Tono yang menggenjotnya dari belakang. Kini aku dan Tono berhadap-hadapan sementara Wanda berada ditengah-tengah kami. Tonopun menghentikan sejenak genjotannya untuk memberikan kesempatan padaku memposisikan diri.Kuraih batang kemaluanku yang telah berdiri tegak, dan kujejalkan kemulut Wanda yang masih menganga itu.

Ah, rasa dingin dan basah menyelimuti sekujur batang kemaluanku tatkala masuk didalam rongga mulut Wanda. Nikmat rasanya, juga kurasakan kelembutan mulut dan bibirnya disekujur batang kemaluanku.Setelah itu kembali Tono menggenjot tubuh Wanda dari belakang. Kulirik mata Wanda menjadi sayu, nafasnya tersengal-sengal, aku hanya berdiri santai saja, karena tubuh Wanda yang bergerak-gerak maju mundur sebagai akibat sodokan-sodokan Tono yang tengah mulai menyodominya kembali dari belakang. Kubelai-belai rambutnya yang indah, sambil kutatap wajah dan badannya.
?Ahh..ahh?ah??, nikmat sekali rasanya mulut gadis ini, sambil memejamkan mata dan menikmati rokok aku terus merasakan kenikmatan di sekujur batang kemaluanku yang tengah dikulum keluar masuk mulut Wanda.

Tidak lama kemudian Tono semakin cepat menggenjot, memompa lobang anus Wanda, badannya semakin banyak mengeluarkan keringat, kulihat dia sepertinya akan berejakulasi.Benar saja, tubuhnya nampak menggelinjang dan dan menegang, dari mulut Tono keluar pekikan kecil yang disusul oleh desahan yang penuh dengan kepuasan. Tonopun berejakulasi dilubang dubur Wanda.Setelah itu badan Tonopun ambruk disamping badan Wanda.Akan tetapi posisiku masih tetap seperti semula, kemaluanku masih tertanam dimulut Wanda.Kubuang rokokku dan dengan kedua tanganku kuraih kepala Wanda, kini dengan gerakan tanganku kepala Wanda ku maju-mundurkan. Ah?nikmat rasanya, kemaluanku seperti dipijit-pijit dengan mulut Wanda, bibir sensualnya melingkari batang kemaluanku, memberi rasa nikmat tersendiri, kurasakan pula lidahnya menggelitik kepala batang kemaluanku, ah nikmatnya penuh sensasi.

Setelah sekian lama menikmati itu, tiba-tiba kembali aku akan berejakulasi, maka kugerakkan kepalanya semakin cepat untuk mengulum batang kemaluanku. Dan, akupun berejakulasi didalam mulut Wanda, spermaku memancar keluar membasahi mulut hingga tenggorokannya sampai-sampai meleleh keluar dari mulutnya.
Rasa nikamat yang tiada taranya kembali melanda sekujur tubuhku. Kucabut batang kemaluanku dari mulutnya, dan Wanda terbatuh-batuk sepeti akan muntah, samar-samar kulihat mulutnya penuh dengan cairan-cairan lendir kental sampai membuat mulutnya nampak mengkilat karena belepotan cairan sperma.

Wajahnya yang lesu dan lemah sejenak memandangku dengan tatapan mata sayu penuh dengan keputus-asaan serta air mata yang kembali meleleh. Kemudian dia terjatuh lunglai dilantai, hanya suara nafasnya yang terdengar menderu-deru tersengal-sengal dan isakan-isakan tangisnya. Aku kembali merebahkan tubuhku disamping Wanda, akhirnya akupun tertidur.

Tidak lama rupanya aku tertidur, dan kemudian terjaga setelah kembali telingaku menagkap suara erangan-erangan dan rintihan-rintihan. Setelah aku bangun ternyata Tono tengah menyetubuhi Wanda, tubuh telanjang Wanda yang hanya tinggal mengenakan sepasang kaos kaki dan sepatu kets ditiduri oleh Tono. Dengan garangnya Tono menggenjot tubuh Wanda, iramanya cepat dan kasar sekali, tubuh lemah Wanda kembali terguncang-guncang. Kini nampak roman muka Wanda telah lunglai sepertinya hampir pingsan, beberapa saat yang lalu masih kudengar suara rintihan lemah yang keluar dari mulut Wanda namun kini suara itu hilang sama sekali. Tidak lama kemudian Tonopun berejakulasi, kembali rahim Wanda disiram dan dipenuhi oleh cairan sperma. Wanda nampak tidak sadarkan diri dan pingsan.

Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, 4 jam lamanya kami memperkosa Wanda. Kini tibalah waktu kami untuk angkat kaki, setelah kami berpakaian rapi kemudian kami angkat tubuh Wanda dari ruang aula menuju ke sebuah gudang dibagian paling belakang sekolah ini. Kami rebahkan gadis cantik primadona sekolah ini disana. Disisinya kami tebarkan baju seragam sekolah, tasnya serta HP miliknya yang sedari tadi terus berbunyi.Kini gadis cantik itu, terkulai pingsan didalam gudang yang kotor, badan telanjangnya dipenuhi dengan cairan-cairan sperma yang mulai mengering, juga darah yang nampak masih menetes dari lubang duburnya sebagai akibat disodomi oleh Tono tadi. Kemaluannyapun terlihat kemerahan dan membengkak. Puas kami memperkosanya.

Tepat pukul 22.15 setelah kami menghilangkan jejak kami, kamipun pergi meninggalkan gedung sekolah ini, berjalan menuju ke pelabuhan dikota metropolitan ini untuk menumpang kapal yang entah kemana membawa kami, menuju ke suatu tempat yang jauh dari kota metropolitan ini.

ADIK KELASKU

Aku duduk di kelas 3 SMU saat ini. Namaku Nia, lengkapnya Lavenia, aku sangat terkenal di sekolah, teman-teman kagum akan kecantikanku, apalagi cowok-cowok, yang sering mengusilli aku dengan menggoda, aku sih cuek saja, soalnya aku juga senang sih. Aku punya sebuah "geng" di sekolah, Manda dan Lea adalah teman-teman dekatku. Kemanapun aku pergi mereka seperti biasanya selalu ada.

Tahun ajaran baru kali ini sudah tiba, banyak adik-adik kelas baru yang baru masuk kelas 1. Sherry Andhina, nama gadis itu, ia baru duduk di kelas 1, tetapi ia sudah terkenal di sekolah ini. Bahkan ia bisa menyaingiku. Memang dia cantik, lebih cantik dari aku, kulitnya putih bersih terawat, dengan wajah agak kebule-bulean dan rambut sebahu, tubuhnya juga bagus, sintal, dan sexy. Baru 2 bulan bersekolah, nama Sherry sering jadi bahan pembicaraan cowok-cowok kelas 3 di kantin, ada yang naksir berat, bahkan kadang-kadang mereka suka berbagi fantasi seks mereka tentang Shery. Sherry tidak seperti aku, ia gadis pendiam yang nggak banyak tingkah. Mungkin itu yang membuat kaum cowok tergila-gila padanya.

Semakin hari Sherry semakin terkenal, keegoisanku muncul ketika kini aku bukan lagi jadi bahan pembicaraan cowok-cowok. Kekesalanku pun memuncak kepada Sherry, akhirnya aku, Manda dan Lea merencanakan sesuatu, sesuatu untuk Sherry. Seperti aku, Sherry juga anggota cheerleaders sekolah, siang itu aku menjalankan rencanaku, aku bohongi Sherry untuk tidak langsung pulang sekolah nantinya, karena akan ada latihan cheers yang mendadak, ia menolak, namun dengan segala upaya aku membujuknya sampai ia mau.

Sore itu, sekolah sudah sepi, tersisa aku, Manda, Lea, Sherry dan 4 orang penjaga sekolah. Aku pun mulai menjalankan rencana ku.
"Kak, sampai kapan Sherry mesti nunggu disini?"
"Udah tunggu aja, sebentar lagi!!"
Sherry mulai kelihatan cemas, ia mulai curiga terhadapku.
"Sudah beres Non" Tejo si penjaga sekolah melapor padaku.
"Oke" jawabku.

Rencana ini sudah kusiapkan dengan matang, sampai aku membayar 4 penjaga sekolah untuk mau bekerja sama denganku, bukan hal yang berat bagiku, aku anak orang kaya.
"Ya udah, ikut gue sekarang!!" perintahku untuk Sherry.
Dengan ragu-ragu, Sherry mengikuti aku, Lea dan Manda. Kubawa ia ke ruang olahraga sekolah, tempat dimana kita biasa latihan cheerleaders.

Sherry menangis karena bentakan dari aku, Manda dan Lea, ia terlihat ketakutan, tetapi kami terus menekannya secara psikologis, sampai ia menagis.
"Sherry salah apa Kak?" ia menangis terisak-isak.
"Lo baru masuk sekolah 2 bulan aja udah banyak lagak, lo mau nyaingin kita-kita yang senior? hormatin dong!!" bentakku
"Nggak kok Kak, Sherry nggak begitu"
"Nggak apaan? Nggak usah ngebantah deh, Lo mau nyaingin kita-kita kan?!" Lea menambahkan bentakanku.

Setelah puas membentak-bentak Sherry, aku memberi tanda kepada Manda. Tak lama kemudian 4 penjaga sekolah yang sudah kuajak bekerjasama itu masuk ke ruang olahraga, mereka adalah Tejo, Andre, Lodi dan Seto. Dari tadi mereka sudah kusuruh menuggu di luar. Sherry saat itu terkejut dan sangat ketakutan.
"He.. he.. he.. ini dia Non Sherry yang ngetop itu" Seto berujar sambil tersenyum menyeringai.
"Cantik banget, sexy lagi.." tambah tejo.
Sherry gemetaran ia terlihat sangat takut.
"Sikat aja tuh!!" perintahku pada 4 pria itu.
"Oke, sip bos!! He.. he.. he.." Tejo menyeringai.

Manda yang dari tadi diam mulai menyiapkan sebuah kamera handycam yang memang bagian dari rencanaku. Seto mencengkram tangan kanan Sherry, sementara Lodi mencengkram tangan kirinya. Tubuh Sherry mereka seret ke atas sebuah meja sekolah. Sherry terlihat sangat ketakutan ia pun menangis sambil menjerit-jerit minta tolong.
"Gue duluan ya" Tejo mendekati Sherry.

Aku hanya tersenyum melihat keadaan Sherry sekarang, aku puas melihat ia ketakutan.
"Mau apa Pak? Tolong saya, ampun Pak?" Sherry memohon ampun.
Tapi Tejo sudah tidak perduli lagi dengan permohonan Sherry, ia sudah dibakar oleh nafsu. Perlahan Tejo mendaratkan tangannya menyentuh payudara Sherry, Sherry menjerit ketakutan. Tanpa menghiraukan teriakan Sherry, Tejo meremas-remas payudara Sherry perlahan-lahan.
"Yang kenceng Jo!!" perintahku.
Tejo mengeraskan cengkramannya di buah dada Sherry. Sherry berteriak, ia nampak kesakitan, dan aku pun sangat menikmati ekspresi wajah Sherry saat itu. Dipenuhi nafsu yang membara, Tejo membuka seragam SMU sherry kancing demi kancing sampai payudara Sherry yang tertutup BH terlihat.

"Gila!! Seksi banget nih toket, putih banget!!" sahut Tejo sambil tertawa gembira.
Perlahan Tejo menyentuh kulit payudara Sherry, Sherry pun terlihat gemetaran.
"Tolong jangan Pak!!" sahut Sherry memelas.
Seluruh orang di ruangan ini sudah tidak sabar lagi menyuruh Tejo menanggalkan penutup payudara Sherry itu. Tejo pun akhirnya melepas BH yang menutupi keindahan payudara Sherry itu. Aku tergelak menahan ludah, payudara Sherry indah sekali, mulus, bersih dengan puting yang merah muda merekah, seksi sekali pikirku.
"Abisin aja Pak!!" Lea meminta Tejo dengan wajah cemburu, ia sepertinya iri pada keindahan payudara Sherry.
"Ok Sherry sayang, tenang aja ya? Nggak sakit kok, dijamin nikmat deh.." Tejo berseloroh, ia terlihat bernafsu sekali seperti halnya Lodi dan Seto yang masih memegangi tangan Sherry supaya ia tidak melawan, sementara Andre berdiri dibelakangku sambil memperhatikan dengan nafsunya.
"Jangan Pak!! ampun Kak!! tolong Sherry.." Sherry memohon dengan wajah pasrah, namun aku tidak perduli.

Sama sepertiku, Tejo juga tidak perduli dengan permintaan Sherry. Tejo mulai memainkan tangannya di payudara Sherry, ia mulai meremas perlahan-lahan sambil sesekali mengelus dan menekan-nekan puting payudara Sherry dengan jarinya. Lodi dan Seto tidak ketinggalan, mereka menikmati mulusnya kulit lengan Sherry dengan mengelusnya dan terkadang mencium dan menjilatinya, aku pun mulai merasa panas.
"Ah.. cukup Pak.. ampun Kak.." Sherry mulai mendesah.
Tejo kian bernafsu, ia memutar-mutar jarinya di sekitar puting payudara Sherry, akupun bisa membayangkan apa yang dirasakan Sherry ketika bagian sensitifnya dirangsang, ia pasti merasa kenikmatan.

Melihat suasana yang panas itu, Andre akhirnya turun tangan, pria hitam bertubuh gendut itu maju mendekati Sherry. Andre dan Tejo saling berbagi payudara Sherry, kiri dan kanan, dengan nafsu mereka mulai memainkan lidah mereka menyapu kulit payudara Sherry dan menjalar dengan liar di sekitar puting payudara Sherry, kadang mereka melakukan hisapan dan gigitan kecil di puting payudara Sherry. Sherry mendesah sambil ketakutan, terlihat ia baru pertama kali diperlakukan seperti itu. Manda pun beraksi merekam seluruh kejadian yang menimpa payudara Sherry dengan seksama melalui handy cam-nya.

Tejo menurunkan ciuman dan jilatannya ke perut Sherry yang juga indah dan mulus, aku cukup terkejut melihat pusar Sherry yang ditindik itu, terlihat seksi. Setelah puas mencium dan menjilati daerah pusar Shery. Tejo berhenti dan menyuruh Andre yang sedang menikmati puting payudara Sherry berhenti. Tejo lalu mulai menyingkap rok sekolah Sherry, sambil mengelus paha Sherry. Ia memainkan jarinya menelusuri halusnya paha Sherry yang mulus dan putih itu. Tangan Tejo perlahan naik menyentuh selangkangan Sherry yang ditutup celana dalam pink itu.
"Jangan Pak!! Ampun!!" Sherry memohon pada Tejo. Andre pun ikut mendekat ke Tejo.
"Wah, Celana dalam Non Sherry lucu sekali.." ejek Andre.

Tejo yang sudah sangat nafsu perlahan membuka celana dalam Sherry. Tak berapa lama kemudian, Celana dalam itu sudah terlepas dari tempatnya.
"Wow Non Sherry!! Vaginanya indah banget!!" Tejo tampak bersemangat.
Vagina Sherry memang terlihat terawat, daerah selangkangannya putih, bersih, dan Sherry sepertinya tidak suka dengan rambut-rambut yang tumbuh di sekitar vaginanya, ia membiarkan vaginanya tertampang mulus tanpa rambut kemaluan. Perlahan tangan Tejo dan Andre menjelajahi paha, dan sekitar selangkangan Sherry. Sherry hanya bisa menggeliat kesana kemari menghadapi rangsangan itu.

Tak lama kemudian tangan Tejo dan Andre, tiba di bagian vital Sherry. Dengan nafsu membara, Andre membuka bibir vagina Sherry, sementara Tejo memasukkan jarinya kedalam liang vagina Sherry. Perlahan jari tangan Tejo menyolok-nyolok vagina Sherry, dan makin lama gerakannya makin cepat. Tubuh Sherry nampak menegang, sambil mendongakkan wajahnya, Sherry mendesah perlahan.
Tejo dengan pandai memainkan kecepatan jarinya menyolok-nyolok vagina Sherry, sementara aku dan teman-temanku memperhatikan kejadian itu. Setelah hampir 2 menit jari Tejo menembus liang vagina Sherry, dari bibir vagina Sherry kulihat cairan kewanitaan yang keluar, rupanya Sherry terangsang.
"Wah Non, terangsang nih? Enak ya? Mau lebih cepat?"
"Jangan Pak, tolong!!" Sherry memohon.
Tejo tidak mempedulikan permohonan Sherry, Jarinya keluar masuk vagina Sherry dengan cepat.
"Ahh.. stop Pak!! Tolong..!" Sherry kelihatan sangat terangsang, namun ia berusaha melawan.
"Ahh..!" Sherry vaginiak pelan, sepertinya ia hampir mencapai orgasme sambil menahan kesakitan di lubang vaginanya.

"Payah lo!! Baru segitu aja udah mau orgasme.. cuih.. " aku meledek Sherry, aku membayangkan jika aku dalam posisi Sherry, pasti aku akan lebih lama lagi orgasme.
"Dasar perek amatir, baru gitu aja udah mau orgasme!!" Lea ikut mengejek.
Tejo menghentikan jarinya yang menyolok-nyolok vagina Sherry, nampaknya ia belum mau Sherry mencapai puncaknya. Namun aku sudah tak sabar, dendam di dadaku terus membara ingin mempermalukan Sherry. Kutarik jari Tejo keluar dari vagina Sherry, lalu kudorong tubuhnya menjauhi Sherry.
"Lho Non.. saya belum puas nih.." Tejo terlihat bingung.
"Sabar dulu!! Nanti lo dapat giliran lagi!!" bentakku pada Tejo.

Saat kulihat Sherry dihadapanku, nafsu dan amarahku membara. Aku tak tahan lagi, kujongkokkan tubuhku hingga wajahku tepat menghadap vagina Sherry. Tertampang jelas keindahan vagina Sherry di mataku, bibir vaginanya yang memerah karena gesekan jari Tejo dan cairan yang membasahi sekitar selangkangannya membuat aku menahan ludah. Perlahan kudekatkan wajahku ke vagina Sherry, dan kucium harum vagina Sherry, Ia terlihat sangat merawat daerah vitalnya ini. Dengan penuh nafsu dan dendam, perlahan kubasuh vaginanya dengan lidahku.

Semua yang ada disitu spontan terkejut, dan Sherry terlihat sangat kaget.
"Waduuh.. Non Nia ternyata juga mau ngerasain vagina Non Sherry ya?" Andre berseloroh meledek.
"Bilang dong Non dari tadi, kalo gini saya malah jadi tambah horni nih.." Tejo menimpali.
Aku tak perduli dengan ledekan Tejo dan Andre, yang kupikirkan hanya satu, aku ingin membuat Sherry malu di tanganku.

"Aaah.. Kak.. mau apa Kak? Jangan Kak.." Sherry mulai merasa terangsang lagi, perlahan kurasa otot selangkangannya menegang. Kubasuh vagina Sherry dengan jilatan lidahku, dan kujalari daerah selangkangannya dengan ciuman dan jilatan erotis. Kutelusuri bibir vagina Sherry dengan lidahku, sambil kubuka liang vaginanya dengan jariku supaya lidahku dengan leluasa menjalar di daerah sensitifnya.

Tak berapa lama kutemukan klitoris Sherry, perlahan kujilat dan kuberi dia hisapan-hisapan kecil dari mulutku. Semua laki-laki yang ada diruangan ini kurasa sangat beruntung menyaksikan dua bunga sekolah ini terlibat aktivitas seksual.
"Ahh.. ah.. ah.." Sherry tak sanggup berkata-kata lagi, ia hanya bisa berteriak kecil merasakan rangsangan di klitorisnya. Perlahan tubuh Sherry menggelinjang kesana kemari, keringatnya makin deras membasahi tubuh dan seragam sekolahnya. Sampai akhirnya kurasakan vagina Sherry memuncratkan cairan-cairan kewanitaan yang menggairahkan membasahi mulutku, tanpa kusadari akupun terangsang dan menghirup cairan kewanitaan Sherry dalam-dalam.

Hampir 5 menit kunikmati vagina Sherry, daerah selangkangannya sudah sangat basah, sama seperti tubuhnya yang dibanjiri keringat. Sherry hanya bisa mendesah pasrah sambil menikmati rangsanganku. Tak berapa lama, kurasa otot vaginanya menegang, Sherry agak terhentak, lalu kedua tangannya tiba-tiba mencengkram pundakku, ia hampir mencapai puncak. Saat itu pula kuhentikan jilatanku, lalu menarik nafas istirahat. Sherry terkulai lemas, tubuhnya tergeletak tak berdaya diatas meja sambil perlahan mencoba mengumpulkan nafas. Tejo, Seto, Lodi dan Andre hanya bisa terpaku menatap aku dan Sherry, sementara Lea dan Manda terlihat puas melihat "siksaan"ku terhadap Sherry. Aku berdiri setelah istirahat sejenak.
"Gilaa!! Non Nia hebat!! Saya jadi horni banget nih lihat cewek lesbian kayak gitu" Seto angkat bicara.

Kutatap Sherry yang terkulai lemas dengan pandangan nafsu dan dendam.
Kulebarkan kedua kaki Sherry sampai ia mengangkang. Kutarik pinggulnya sampai sisi meja. Kali ini akan aku buat ia orgasme. Kutanggalkan rok sekolahku lalu kulepas celana dalamku. Semua pria yang ada disitu tergelak menahan ludah, menanti kejadian selanjutnya. Kubuka seragam sekolahku karena udara sudah sangat panas, sambil kutanggalkan BH-ku, begitu juga dengan Sherry, kubuat ia telanjang bulat.

Posisi kaki Sherry yang mengangkang membuat vaginanya melebar, membuka bibir vaginanya, dan itu membuatku terangsang. Kuangkat kaki kiriku keatas meja, lalu kudekatkan selangkanganku ke selangkangan Sherry. Posisi tubuhku dan Sherry Seperti dua gunting yang berhimpitan pada pangkalnya. Dengan nafsu yang membara kugesekkan vaginaku dengan vagina Sherry yang masih terkulai lemas itu.
"Hmm.. aah.. cukup Kak.. aah.." Sherry mendesah memohon padaku.
Tanpa perduli pada Sherry, aku yang sudah dibakar nafsu terus melaju. Sementara Pria-pria yang ada disana mulai mengeluarkan kemaluan mereka kemudian melakukan onani sambil menyaksikan aku dan Sherry. Semakin lama semakin kupercepat gesekkan vaginaku, sambil kulihat wajah Sherry yang cantik itu dengan nafas memburu, membuatku kian terangsang. Tubuhku dan Sherry bergerak seirama, kurasakan keringat mengucur dari tubuhku, serta vaginaku kian basah oleh cairan kewanitaanku yang bercampur dengan cairan kewanitaan Sherry. Selama hampir 5 menit kupacu tubuh Sherry, dan tiap detik pun kurasakan kenikmatan dan rasa dendam yang terbayar.

Di tengah deru nafasku yang saling memacu dengan nafas Sherry, tiba-tiba kumerasa sesosok tubuh besar memelukku dari belakang. Ternyata itu Andre, pria hitam bertubuh gendut itu sudah telanjang bulat dan memeluk tubuhku sambil memainkan jemarinya di puting payudaraku.
"Saya juga ikutan ya Non Nia? Habis Non Nia bener-bener hot sih" permintaan Andre kuturuti tanpa menjawab, sebab jarinya yang memilin puting payudaraku semakin membuat aku berenang dalam lautan kenikmatan.

Kulirik Sherry yang menarik nafas terengah-engah dan kulihat tubuhnya mulai menggelinjang merasakan kenikmatan. Kupercepat gerakanku, sambil mencoba untuk mengatur nafas, tiba-tiba sebuah benda kurasa menyentuh pantatku lalu menelusup diantara belahannya. Aku mendengar Andre melenguh, ternyata benda itu adalah penisnya yang menegang dan berusaha meyodok lubang anusku.
"Non Nia, saya nggak tahan lagi nih.." permintaan Andre kupenuhi, kubiarkan penisnya masuk ke lubang anusku.

Dengan sedikit hentakan, penis Andre menerobos masuk anusku. Kurasakan benda itu berukuran besar, memenuhi lubang anusku.
"Aaah.. lobang Non Nia masih rapet banget nih.." Andre mencoba menekan pinggulnya untuk memasukkan seluruh batang penisnya. Sambil terus kupacu tubuh Sherry, Andre juga mulai memompa penisnya di lubang anusku. Tak berhenti, Andre menjelajahi bagian atas tubuhku dengan tangannya.

Kejadian ini berlangsung hampir 7 menit sebelum, Sherry berteriak kencang memperoleh puncak kenikmatannya. Tak berapa lama kemudian giliranku dan Andre yang mencapai orgasme bersamaan, ditandai semburan spermanya di lubang anusku. Aku sangat lelah, tubuhku basah oleh keringat, namun aku sangat puas, puas karena dendamku terbayar dan puas atas kenikmatan yang kuperoleh tadi. Kubiarkan Sherry beristirahat selama kurang lebih 5 menit, sampai akhirnya "penyiksaan" ini dimulai lagi.

Aku duduk menjauh dari Sherry, kali ini kuputuskan menjadi penonton saja. Tongkat komando kini dipegang Lea, ia kini yang memerintah semua yang ada disitu. Tejo, Lodi dan Seto mendekati tubuh Sherry yang tergeletak tak berdaya. Lea memberi tanda pada Seto yang dijawab dengan anggukan kepalanya. Seto memegang pinggul Sherry yang lemas itu kemudian memutar tubuhnya. Posisi Sherry kini telungkup dengan memperlihatkan bulatan pantatnya yang padat berisi.
"Nah, Non Sherry siap-siap ya!" Seto berujar sambil mengangkat pinggul Sherry sampai ia dalam posisi menungging. Sherry cuma bisa menunggu siksaan apa lagi yang akan diterimanya dengan pasrah. Meski tubuh Sherry tampak lemas, ia masih saja menggairahkan. Seketika saja Sherry mendesah pelan, Seto dengan nafsunya meremas bongkahan pantat Sherry sambil mengelusnya.
"Hajar aja!!" perintah Lea.

Setelah mendengar perintah Lea, Seto yang sudah menunggu dari tadi langsung melesakkan penisnya yang menegang itu ke lubang vagina Sherry. Wajah Sherry terlihat terkejut sambil menahan sakit. Ukuran penis Seto yang besar memaksa masuk ke lubang vagina Sherry yang rapat itu. Sherry berteriak tiap kali Seto mendorong penisnya masuk.
"Vagina Non Sherry rapet banget nih, aahh.." Seto berkata sambil mendorong penisnya lagi memasuki vagina Sherry.

Setelah seluruh penis Seto masuk dalam lubang vagina Sherry, seto berhenti sejenak, ia membiarkan Sherry mengambil nafas sejenak. Namun Seto tidak membiarkan Sherry berlama-lama, perlahan-lahan ia mulai memompa penisnya didalam vagina Sherry. Gerakan Seto makin cepat, deru nafas Sherry dan Seto terdengar keras dibarengi gerakan mereka yang seirama. Sambil terus memompa penisnya, Seto memainkan tangannya menjelajahi pantat dan pinggul Sherry yang basah oleh keringat. Sekali lagi Lea memberi tanda, Seto mempercepat lagi gerakannya, membuat tubuh Sherry bergerak kian liar. Tejo maju menghampiri Sherry, ia berdiri di depan wajahnya. Tejo mengangkat tubuh Sherry sampai ia dalam posisi merangkak.

"Aaah.. cukup Pak.. ah.." Sherry memohon pada Tejo.
Dengan senyum mengejek Tejo memaksa Sherry membuka mulutnya. Dengan nafsu yang membara ia memaksa penisnya masuk ke bibir mungil Sherry.
"Ayo isep penis saya Non!! isep!!" Paksa Tejo.
Karena ketakutan, Sherry dengan pasrah menerima batangan penis Tejo menembus bibirnya. Besarnya penis Tejo nampak memenuhi seluruh mulut Sherry. Tak bisa kubayangkan betapa puasnya Tejo, ketika gadis SMU secantik Sherry kini sedang mengulum penisnya.

Dari jauh kulihat Sherry menangis, airmata jatuh ke pipinya, ia merasa terhina dan jijik. Dendamku benar-benar terbalas, Sherry benar-benar menderita. Dibalik semua itu aku juga merasa kasihan padanya. Tejo mulai memompa penisnya, melakukan gerakan maju mundur dihadapan wajah Sherry. Kini mulut dan vagina Sherry telah dipompa dua batang penis. Keringat membasahi seluruh tubuhnya, membuat tubuh Sherry terlihat berkilau seksi. Hanya Lodi saja yang belum menikmati Sherry, kini ia naik keatas meja, lalu memposisikan dirinya diatas punggung Sherry seolah-olah ia sedang menaiki kuda. Lodi meletakkan penisnya diatas punggung Sherry, sambil kemudian ia gesekkan. Tangan lodi menjelajah kedua payudara Sherry yang tergantung.

Tiga orang itu sekaligus menikmati tubuh Sherry, tak bisa kubayangkan perasaan Sherry saat ini. Vagina, mulut, punggung, payudara, hampir seluruh bagian tubuhnya dirangsang. Kulihat Seto berejakulasi di dalam liang vagina Sherry, sperma yang melimpah keluar dari penis Seto mengalir keluar melalui liang vagina Sherry, seketika itu juga Sherry bergumam sembari menaikkan pinggulnya, ia berorgasme. Setelah Seto puas membasahi vagina Sherry dengan spermanya, giliran Lea menggantikan posisi Seto. Dengan liar, Lea menjilati vagina Sherry yang masih basah oleh sperma Seto.

Selang berapa menit kemudian Tejo berejakulasi, ia berteriak kencang memanggil nama Sherry sembari memuncratkan spermanya di wajah Sherry, kulihat Sherry menerima semburan sperma itu di sekitar bibir dan pipinya, bahkan ia menelannya, mungkin Sherry sudah pasrah dan memilih untuk menikmati kejadian ini.

Setelah Tejo, giliran Lodi berejakulasi diatas punggung Sherry. Sperma lodi nampak membasahi kulit punggung Sherry yang putih mulus. Andre yang dari tadi diam, bergerak menggantikan Lea yang kini merubah posisi Sherry menjadi terlentang, lalu memegangi tangan Sherry keatas.
Penis Andre yang ekstra besar itu menembus vagina Sherry, dan dengan liar memompa tubuh Sherry. Sherry yang sudah sangat lelah hanya mendesah pelan sambil menikmati. Hampir 10 menit Andre memompa penisnya didalam vagina Sherry sampai akhirnya gerakan Andre dipercepat, Sherry berteriak, pinggulnya naik, tubuhnya nampak bergetar, ia kembali berorgasme. Tidak lama kemudian Andre berejakulasi di luar vagina Sherry, ia membiarkan spermanya jatuh membasahi selangkangan Sherry.

Suasana sunyi hanya terdengar desah nafas Sherry yang mencoba mengatur kembali nafasnya. Tubuhnya basah oleh keringat, selangkangannya dipenuhi sperma, Sherry hanya tergeletak diatas meja itu. Kubayar uang yang kujanjikan pada Tejo, Andre, Seto dan Lodi. Mereka lalu pergi meninggalkan ruangan ini dengan senyum puas.

"Nah, sekarang kapok kan lo?" bentak Lea kepada Sherry.
"Makanya jangan macam-macam, kalo lo bilang-bilang kejadian ini sama siapapun, rekaman video tentang lo bakal gue sebar luas!! Terus lo bisa jadi bintang porno terbaru dan terkenal, he.. he.. he.. " ancamku pada Sherry.
"Sekarang lo bilang!! Gimana rasanya tadi?! Ayo jawab!!" bentak Lea.
"Kok diem aja?! Ayo jawab tolol!!" bentakku.
"Enak Kak.." jawab Sherry ketakutan.
"Enak?! lo seneng dientot?!" bentak Lea lagi.
"Iya Kak.. enak sekali.. nikmat.." Sherry menjawab.
"Lo mau lagi?!" Manda yang dari tadi diam kini bicara.
"Ma..mau Kak.." jawab Sherry.
Aku, Lea dan Manda saling berpandangan sambil tersenyum. Ya, akhirnya Sherry kini menjadi bagian gengku, geng gila seks yang suka sekali mencari kenikmatan, haus akan hal-hal berbau seks. Dan si cantik Sherry, adik kelasku menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam petulangan seks ku selanjutnya.

E N D

HANTU BANGKU KOSONG

CERITA tentang bangku kosong itu terus beredar antar tipa angkatan di sebuah SMA di bandung , konon bangku tersebut tidak boleh dtempati oleh siapapun atau akan terjadi hal hal ganjil.

bangku tersebut berada di sebuah kelas yang dipakai oleh anak anak kelas dua , dan terletak tepat di pojok belakang ruangan.
konon sebenarnya bangku itu pernah beberapa kali ditempati terutama oleh siswa laki laki karena lokasinya cukup strategis dan menguntungkan untuk mencontek dalam ulangan, namun yang terjadi justru siwa tersebut malah kesurupan dan mengamuk di dalam kelas , sehingga akhirnya bangku di pojok dibelakang itu dibiarkan kosog dan tak ada seorangpun yang bertani menempatinya.

namun ternyata roda nasib bergerak tak terduga , bangku kosong itu akhirnya mau tak mau harus ditempati juga.
Pada suatu hari datang seorang murid pindahan dari jakarta bernama vonny agatha , gadis remaja dengan kecantikan khas ibukota , wajah cantik dengan sedikit nuansa oriental , putih bersih terawat tanpa setitik jerawatpun , ditimpali pula dengan rambutnya yg hitam sehat sebahu.
kulitnya putih mulus , kaki yang jenjang dan terutama yang menjadi magnet bagi pria untuk menatapnya adalah bukit kembarnya yg cukup menonjol mengundang.

bangku yang tersisa di kelas itu hanyalah bangku di pojok belakang , dan mau tak mau vonny harus menempati kursi itu karena tak ada seorangpun yang bersedia bertukar tempat dengannya.
diikuti dengan tatapan khawatir dari seisi kelas , vonny menempati bangku tersebut. Hari itu kegiatan belajar mengajar di kelas itu berjalan seperti biasa , meski sesekali beberapa murid melirik vonny dengan khawatir , namun ternyata hingga sekolah usai tak ada kejadian apa apa , tak ada yg kesurupan , tak ada yang mengamuk , bahkan tak ada sedikitpun kejadian aneh.
begitu pula dengan keesokan harinya dan hari hari berikutnya tak pernah ada hal hal yang aneh , sebaliknya vonny mulai merasa nyaman dan betah di tempat barunya.
sempat pula ada yg menceritakan soal mitos bangku kosong itu pada vonny , namun gadis itu hanya menanggapinya dengan enteng sambil tertawa ,

"kalau emang aku ketemu sama hantunya , entar aku ajak dugem dehh...." dance.gif dance.gif

dan memang telah hampir sebulan berlalu , semua terlihat aman aman saja bahkan kini sebagian siswa berkesimpulan jika mitos atau kutukan bangku kosong itu sudah berakhir.....

.......................hHHHHHHHMMMM..................BENARKAH...................
....??????? Thinking.gif Thinking.gif


sekali lagi roda nasib bergerak tak terduga , dan kejadian itu terjadi tepat hari jum'at tanggal 13 alias friday 13th.
entah ada yang menyadari atau tidak , tetapi hari ini di dalam kelas terasa lebih dingin dan suram dari biasanya , yang pasti perasaan vonny tiba tiba gelisah seolah firasatnya mengatakan akan terjadi sesuatu hari ini namun entah apa. worried_anim.gif worried.gif

pelajaran pertama hari itu adalah pelajaran paling membosankan diseluruh dunia yaitu sejarah , ditambah lagi guru yg mengajarnya adalah guru paling garing sedunia alias pak sofyan.
di depan kelas pak sofyan dengan garingnya menjelaskan tentang revolusi perancis , sementara para murid terlihat sibuk masing masing , tak ada seorangpun yg memperhatikan , ada yg terkantuk kantuk bahkan hingga tertidur , ada yg sibuk ber SMS-ria , ada yg baca komik , intinya pak sofyan bagaikan radio butut yg sedang menyiarkan harga sayur mayur di pasar ciroyom , gak ada yg mendengarkan, termasuk vonny yg juga mulai terkantuk kantuk.

Tiba tiba sebuah hembusan angin yg cukup keras menerpa vonny , membuatnya langsung terhenyak kaget....apa itu tadi..???
hembusan angin kedua kalinya membuat vonny benar benar terjaga , ia memperhatikan sekeliling , tampaknya hanya dia sendiri yg merasakan hembusan angin tersebut karena siswa laian terlihat masih sibuk dengan urusan masing masing , bahkan pak sofyan masih sibuk membacakan daftar harga wortel tanpa daun (uupsss..sorry maksud gue ...revolusi pernacis....)

hembusan angin itu kembali lagi namun kini lebih pelan dan lembut , vonny merasakan di tengkuknya seolah ada yg meniup dari belakang membuatnya bergidik , dan tiba tiba saja tubuh vonny terasa bagai tersengat aliran listrik , terasa sakit ke seluruh tubuhnya , dan kemudian tubuh vonny terasa kaku tak bisa digerakkan sedikitpun.
panik dengan kondisinya ia berusaha berteriak , namun meski mulutnya terbuka tak sedikitpun suara yg keluar.
vonny terus berusaha bergerak dan berteriak , namun sia sia belaka , bagai ada sebuah kekuatan gaib yg mengunci seluruh fungsi tubuhnya, hanya matanya yg bergerak liar mencari verharap ada seseorang yg menyadari bahwa terjadi sesuatu yg aneh pada dirinya , namun percuma.... tak ada yg tahu.

vonny makin panik saat merasakan ada tangan tanpa wujud yang dingin menyentuh kakinya , ia tak bisa bereaksi apapun karena seluruh tubuhnya benar benar kaku dan lumpuh tak bisa bergerak sedikitpun.
sentuhan dingin itu bergerak mengelus elus kaki indah vonny , dan gerakannya semakin naik , perlahan rok seragam vonny tersingkap oleh sebuah kekuatan gaib .
vonny kembali melirik teman temannya namun tak ada yg peduli , apalagi posisi vonny di pojok belakang membuatnya nyaris luput dari perhatian siapapun.

mahluk gaib itu kini mengelus elus paha mulus vonny , terus merayap hingga ke pangkal paha , dan jari jari yang tak terlihat kini menyentuh vagina gadis cantik itu , vonny hanya menggigit bibir menahan segala rangsangan itu karena hal tersebut yang bisa ia lakukan. cukup lama jari jari gaib tersebut menggelitik vagina vonny sehingga membuat celana dalamnya kini basah oleh cairan kenikmatan.

tapi gangguan itu belum selesai , vonny merasakan tangan gaib itu sedang meremas remas buah dadanya dengan kasar , dan segera setelah itu dua kancing teratas seragamnya tiba tiba terbuka , ia merasakan sbeuah tangan sedingin es menelusup masuk dari celah seragamnya itu , dan langsung meremas dan memainkan puting susu vonny secara langsung.
vonny merasakan rangsangan yang luar biasa namun ia tetap tak bisa bergerak bahkan untuk mengerang sekalipun.
Dan begitulah .....sepanjang dua jam pelajaran sejarah , mahluk gaib itu menggerayangi setiap lekuk tubuh gadis cantik ini tanpa bisa dicegah dan diketahui siapapun.

barulah setelah pelajaran usai vonny baru mampu bergerak lagi , ia pun segera melompat dari kursinya dan bergegas menuju kamar mandi tanpa berbicara pada siapapun tentang apa yang baru saja terjadi.
Di dalam kamar mandi ,vonny sgera membuka celana dalamnya yg telah basah akibat rangsangan gaib tadi untuk dibersihkan , sambil menangis ketakutan dan kebingungan pada apa yg baru saja terjadi.

tiba tiba hembusan angin yang sama kembali menerpanya membuatnya semakin ketakutan

"oohh..tidak jangan lagi...jangan......."

refleks ia melompat menuju pintu keluar , namun ternyata pintu itu tak bisa dibuka meskipun sudah tak terkunci.
dengan panik vonny menggedor gedor pintu kamar mandi berharap ada yg mendengar , namun saat hendak berteriak minta tolong . suaranya kembali menghilang..!!!

kekuatan gaib itu kini mendorong hingga menempel pada dinding , kedua tangan gadis malang itu terpentang keatas , sementara kedua kakinya terentang melebar , sehingga posisi vonny terpaku pada diding dengan posisi huruf 'X' tak mampu bergerak.
Dengan pandangan ketakutan , vonny hanya bisa menatap saat kancing baju seragamnya terbuka satu persatu semuanya , mahluk tak terlihat itu lalu menyingkap baju seragam tersebut sehingga terlihat dengan jelas dua gundukan kenikmatan yang masih terlidngungi oleh bra.
dalam satu hentakan tiba tiba bra tersebut terenggut dan terlempar jauh sehingga buah dada nan ranum kini terpapar jelas.

meski tak terlihat , vonny bisa merasakan sepasang tangan sedang meremas kedua buah dadanya , memuntir dan mencubiti putingnya , tak hanya itu , kini vonny merasakan jilatan dan sedotan rakus dari mahluk gaib tersebut, ia pun hanya pasrah saja mengalami semua itu karena memang tak ada yg bisa ia lakukan , bahkan saat roknya secara gaib tersingkap ke atas dan memperlihatkan vaginanya , ia pun hanya pasrah.
lidah gaib kini sedang menyapu vagina dan clit vony , membuat gadis cantik ini semakin tersiksa dengan rangsangan tanpa mampu berbuat apa apa.
meski begitu , tak urung vonny terhenyak saat merasakan ada benda tumpul tak terlihat sedang mencoba menmebus vaginanya, untuk kemudian benda tersebut bergerak maju mundur.
VOnny pernah ML sbelumnya ia bukan virgin , jadi ia cukup tahu benda apa yg membuatnya keakitan sekaligus nikmta kali ini , ia cukup paham sesosok mahluk gaib tengah memperkosa dirinya saat ini.
cukup lama mahluk gaib itu menggenjot tubuh indah vonnny sambil sesekali meremas buah dada gadis manis tersebut sampai akhirnya vonny mersakan sebuah semburan cairan yang terasa panas di vaginanya , disertai sebuah sensasi luar biasa merasuki seluruh tubuhnya , membuatnya terasa lemas dan iapun ambruk ke lantai , sekelilingnya mulai terasa gelap , perlahan kesadarannya menghilang, vonny pun pingsan.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

entah berapa lama vonny pingsan , yang pasti hari mulai gelap saat vonny membuka mata , kepalanya terasa berat dan tubuhnya terasa penat.

"uuhh...dimana aku......??"

ia berusaha mengenali sekeliling tempat itu , ia duduk di sebuah ranjang tua yg apek , di sebuah ruangan yg tak ia kenal.
Vonny mendadak bangkit saat teringat ada kejadian sebelumnya , ia memeriksa seragamnya yg ternyata telah terkancing rapi begitu pula rok abu abunya , kecuali pakaian dalamnya yg terlempar entah kemana saat pemerkosaan di kamar mandi tadi.

"oohh....neng vony sudah bangun ternyata......."

seorang pria tua muncul dari balik pintu , vonny mengenalnya sebagai pak mamat penjaga sekolah

"pak mamat....saya..dimana...?"

"neng vonny ada di rumah bapak, dibelakang sekolah.....tadi bapak nemuin neng vonny pingsan di kamar mandi....." jawab pak mamat sambil menyiapkan teh hangat untuk vonny.
menyadari bahwa pak mamat tadi mungkin telah meilihat tubuh polos dirinya membuat gadis itu merasa risih , meski begitu ia tak menolak saat pak mamat menyodorkan teh hangat pada dirinya.

"pak...saya....." vonny tak meneruskan kata katanya karena memang tak tahu apa yang harus dibicarakan pada penjaga sekolah ini.

"hmm....neng vonny diganggu hantu bangku kosong itu kan....?" pak mamat bicara dengan tenang seolah hal itu biasa terjadi.
"tadi waktu bapak nemuin neng vonny ....baju seragam neng terbuka ga karuan , tadinya bapak pikir neng vonny baru aja diperkosa orang.....tapi bapak negrasa ada hawa jahat di kamar mandi itu...jadi bapak ya bisa ngira ngira apa yg terjadi..."lanjut pak mamat.

"sebenarnya apa yang terjadi dengan saya pak...??"

"neng vonny kena kutukan bangku kosong........."

"maksud bapak.....???" vony bingung

pak mamat terdiam sejenak sebelum meneruskan ceritanya

"dulu .....waktu kelas yang neng vonny tempati sedang dibangun , terjadi kasus perkosaan di sekolah ini....korbannya murid sini anak kelas 3 dan pelakunya salah satu kuli bangunan yang bekerja saat itu........nah karena diancam akan dibunuh maka murid itu ga berani bilang siapa siapa soal kejadian itu...tapi......"

"tapi kenapa pak....??"

"pada akhirnya anak itu melaporkan juga kejadian yang menimpanya...malang buat kuli bangunan itu , sebelum polisi datang menangkap , ia keburu dikeroyok teman teman sekelas korban sampai tewas......."

"oohh....." vonny bergidik ngeri membayangkan kejdain tersebut

"dan dia mati di bangku paling pojok belakang..........dan sejak itu pula siapapun yg menempati bangku itu akan mengalami kejadian aneh..."

vonny terdiam mencoba mencerna seluruh kisah yang didengarnya lalu berkata , " jadi apa itu artinya ada orang lain yg juga megalami hal yang sama seperti saya..??"

pak mamat tak menjawab , ia hanya memandang vonny dengan tajam ,sampai akhirnya ia berkata , " arwah kuli bangunan itu akan terus mengganggu neng vonny ....selamanya..."

"APA...!!!!???" VONNY terkejut ,"apa itu artinya......tidak...!!!! tidak mungkin pak..!!!pasti ada cara untuk melawannya atau hancurkan saja bangku itu pak......!!!!"

"tidak non...."pak amat menggeleng ,"segala cara telah dicoba , namun arwah penasaran itu selalu kembali..."

seluruh tubuh vony mendadak lemas mendengarnya, apa itu artinya seumur hidupnya ia akan menjadi budak nafsu arwah kuli bangunan tersebut.....dan air matapun mulai meleleh membasahi wajah cantiknya.

"sebenarnya....bapak bisa membantu agar arwah itu tidak menganggu lagi.....tapi...ya.....butuh pengorbanan dari neng vonny " ucap pak mamat memberi sedikit harapan.

"apa saja pak.....saya tak peduli..!!! asal saya bisa lepas dari mahluk itu.........."jawab vonny disela tangisnya.

"untuk mentransfer energi pengusir hantu , bapak harus melakukan kontka langsung dengan neng vonny , sebab kalau tidak ..ya percuma saja....."

"kontak langsung...?? maksud bapak....??"

"senggama...."

terkejut vonny mendengar jawaban itu , secara spontan ia enatap pak mamat dengan pandangan marah dan jijik.
sementara pak mamat terlihat santai saja menanggapi respons vonny , ia hanya tersenyum dan kemudian dengan enteng berkata,

"ya...pertimbankan saja sama non vonny....seumur hidup diperkosa setan...atau..cukup semalam dengan bapak.....??"

"pak mamat...bapak tidak sedang mengambil kesempatan kan.....??" tanya vonny penuh curiga

"neng vonny....yang bapak lakukan nanti ya transfer energi.......lagipula kalau misalnya setelah ini , hantu itu masih mengganggu , bapak rela kok dilaporkan ke polisi karena tuduhan pemerkosaan...."

vonny terdiam , mencoba berpikr dan menimbang situasi yang berkembang.
"baik..saya ikuti cara bapak........"akhirnya vonny setuju karena memang tak ada pilihan lain

"kalau begitu ......habiskan tehnya....sementara bapak menyiapkan makan malam dulu....dan janga lupa hubungi orang rumah agar neng vonny ga dicariin......"

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sekitar pukul delapan malam mereka berdua selesai makan malam. Pak mamat segera menyiapkan bahan bahan yang diperlukan untuk melakukan ritual.
dupa , kemenyan , kembang tujuh rupa , dan air tujuh sumur . rupa rupanya selalin menjadi penjaga sekolah , pak mamat juga memepunyai kemampuan sebagai dukun.
Pak mamat membakar dupa , kemudian sambil membaca mantra mantra , ia menebar kembang tjuh rupa di ranjang sementara vonny hanya menatapanya dengan pandangan kosong.

"neng vonny...ayo duduk disini....."kata pak mamat samabil menunjuk pada ranjang.
vonny beranjak dari tempatnya, dan duduk di tepi ranjang.
Pak mamat meniupkan asap dupa pada wajah vonny , membuat gadis itu terbatuk batuk.
sambil kembali membaca mantra , pak mamat memercikan air ke kepala vonny , dielus elusnya kepala dan rambut sebahu gadis itu , dan vony merasakan sebuah seensasi hangat sedang menjalari tubuhnya.
berikutnya pak mamat memercikan air ke wajah cantik vonny , dielusnya dengan lembut wajah itu.
percikan air ketiga kalinya diarahkan ke leher jenjang vony , pak mamat pun lalu mengelus elus leher mulus vonny , namun kali iini elusannya agak sedikit lebih lama dari sebelumnya.
elusan elusan itu kemudian semakin turun ke dada vony , untuk kemudian satu persatu kancing seragam vonny ia lepaskan.
begitu pakaian seragam vonny tersingkap, tangan pria tua itu dengan leluasa meraba secara langsung bukit kembar gadis cantik ini.
apalagi buah dada vonny memang sudah tak tertutup lagi oleh bra.

"ooohh..aahhh...ahhh...paakkk....."vonny mengerang saat tangan keriput pak mamat menjelajahi dan menjamah kedua bukit kembarnya. pak mamat pun terlihat asyik mendapatkan mainan buah dada gadis remaja, ia remas dengan gemas , ia cubit , ia pilin pilin putingnya membuat rintihan vonny makin kentara terdengar.

pak mamat meraih tangan vonny dan menyentuhkannya pada se sebuah benda yang menggembung dari balik celananya., dengan isayrat iapun menyruruh gadis ini meremas remas benda itu.
pria tua itu lalu melepas pakaiannya sendiri dan terakhir celananya , membuat benda yang tadi tersembunyi di balik celana melonjak keluar.

Vonny sedikit terpekik saat "burung" pak mamat terlihat , ia terkejut karena ternyata penis pak mamat masih terlihat besar dan perkasa , sangat kontras dengan fisik pak mamat yang sudah dmakan usia.

"ayo neng...teruskan....."tegur pak mamat ketika vonny mash tertegun memandangi penis dihdapannya.

vonny pun kembali menggenggam penis pak mamat dengan tangan mungilnya , alangkah pemandangan yang begitu kontras , saat melihat sebuah penis yang hitam dan besar milik seorang tua dalam genggaman tangan putih mulus nan halus milik seorang gadis remaja , apalagi dengan pakaian seragam SMA yang sudah terbuka........
tangan mungil itu kini melakukan gerakan meremas dan memijit penis , membuat si mpunya penis merem melek penuh kenikmatan.

"sekarang..pake mulut neng vonny....."

ragu sejenak , namun akhirnya kepala vonny bergerak mendekati penis pak mamat , ia hampir saja mundur lagi karena merasa jijik harus mengulum penis pria tua yang kotor dan bau , namun pak mamat keburu mendorong kepala vonny sehingga mau tak mau penis itu akhirnya dimasukan juga ke mulutnya.

sebenarnya untuk urusan oral sex ataupun Ml , vonny sudah punya pengalaman. dulu waktu masih di jakarta , ia pernah menjadi model sebuah majalah dan untuk itu ia harus rela ditiduri oleh pemilik dan juga photograper dari majalah tersebut.

kepala vonny bergerak maju mundur mengoco penis pak mamat

"wuuoahh..ennakk tenaann......"geram pak mamat.

vonny melakukan variasi gaya oral sex yang mampu membuat pria tua itu melayang hingga ke istana langit.
dikulumnya penis itu dengan bibir mungilnya , kemudian dikocok , lalu berganti dijilatinya penis tersebut dari pucuknya , turun menelususri batang hingga ke ujung bawah , naik lagi ke atas , lalu jilatan kembali turun . Rupanya gadis cantik ini sudah merasa kepalang basah , lebih baik puaskan saja sekalian pria tua ini agar semua ini cepat berakhir.
stelah beberapa lama akhirnya cairan kenkmtan pak amat tak tertahankan lagi, sperma pak mamat menyembur langsung meluncur masuk ke mulut vonny yang terpaksa harus menelannya , ini kali pertama ia melakukannya hingga setelah penis itu keluar dari mulutnya , ia merasa muak dan mual , serta terbatu batuk karena jijik.

Pak mamat rupanya memahami hal itu , karena itu ia lalu mengambil teh hangat , encampurkannya dengan madu dan diberikannya pada vonny. ia membiarkan vonny menghabiskan minumnya sekalian membuatnya tenang dulu.

"naahh..sudah tenang kan sekarang neng...ayo...dibuka bajunya...."kata pak mamat lembut sambil melepas seragam yang masih menempel di tubuh vonny , tak ketinggalan juga rok abu abunya ia tarik lepas.
pak mamat menarik nafas panjang dan sejenak menikmati pemandangan yang tersaji dihadapannya, lagipula lelaki normal mana yang tak tergiur melihat seorang gadis remaja nan cantik , kulit bersih mulus tanpa sehelai benangpun yang menutupinya , apalagi jika gadis itu juga siap dan rela kita apa apakan.

Pak mamat lalu duduk bersila dibelakang vonny , sebuah pemandangan lucu , ironis sekaligus menggairahkan terlihat , bagaimana tidak , dua tubuh polos yang satu cantik putih mulus , seranjang dengan tubuh tua bangkotan dan dekil.
vonny menantikan apalagi yang akan dilakukan pak mamat, smentara pria tua itu masih mebaca mantra.

pak mamat mengelus elus tengkuk vonnny , sebuah hawa dingin menjalar ditubuh gadis itu, lalu dengan penuh kelembutan , pak mamat menelusuri punggung polos vonny dengan jarinya.
setelah itu tangan pak mamat menuju pundak vonny dan melakukan pjatan pijatan yang membuat gadis cantik ini merasa relax.
vonny memejamkan mata menikmati pijatan pijatan lembut pak mamat , sampai ia merasakan pijatan itu telah berubah tempat , tidak lagi di pundak tapi di buah dada.

pak mamat merangkul vonny dari belakang , sambil kembali meremas buah dada , pria tua itu menicumi tengkuk dan leher vonny.

"aahhh..pakkk..geli...ahhhhh......." rintihan kenikmatan dari vony semakin membakar birahi pak mamat , memberi semangat untuk menjelajahi setiap lekuk lekuk tubuh gadis cantik ini. jari jemarinya pun turun sampai ke clit vonny..

"aaw,.....aahhh...ahhh..shhhh......"

vonny menggeliat dan menggelinjang karena tak tahan dengan permainan pak mamat.

"sudah neng....sekarang coba tiduran terlentang ya........"perintah pak mamat
ini dia pikir vonny, akhirnya penis pria tua ini akan mengobok oobok dirinya.

dengan patuh vonny tidur terlentang di ranjang, dan tanpa membuang waktu lagi , pak mamat mencium bibir mungil vonny yang disambut dengan permainan lidah gadis itu.
keduanya pun semakin larut dengan permainan pautan lidah yang panas dan menggairahkan , lekuk lekuk tubuh gadis itu tak luput dari jamahan dan jelajahan tangan pria tua sementraa sayik berciuman.

kini pak mamat menulusuri sekujur tubuh vonny dengan lidahnya , ia pun asyik berlama lama menjilati dan mengulum buah dada ranum gadis remaja nan cantik tersebut, sesekali ia gigiti gemas putingya yg kian mengeras.
puas menyusu , pak mamat membuka paha mulus vonny , memandangi dengan penuh nafsu lubang yang segera memberinya kenikmatan.
dengan tenang pak mamat mengarahkan penisnya ke gerbang kenikmatan tersebut..dan....

BLESSS!!!

"oouuchh...pak....." penis pria tua itu mulai menerobos masuk , terasa sempit dan nikmat.
pak amat bergerak maju mundur dengan perlahan sesekali ditimpali oleh erangan dan rintihan vonny.
makin lama gerakannya makin cepat , membuat tubuh vonny terguncang guncang , buah dadanya bergoyang seiriama dengan guncangan membuat semakin menambah gairah.

"aachhhh..ahhhhh..sshhhh....aahhhq......"

"paakk...pee..laan....aahhwa......peelan........"

"aaahhh...awwww...."

black and white mungkin adal;ah istilah yg cocok melihat adegan dia ats arnjang tersebut tubuh puth mulus ditindih tubuh dekil bangkotan.
dan sepanjang malam itulah dengan dalih melakukan pengusiran mahluk halus yang mengganggu , vonny harus rela ditindih oleh pria tua , harus rela melayani nafsu birahi penjaga sekolahnya , apalagi ternyata meski sudah tua , namun ternyata staminanya sungguh diluar dugaan.
puas dengan cara konvensional , pak mamat lalu menusuk vonny dari belakang, lalu berubah gaya lagi , begityu setrusnya sepanjang malam.

gadis itu tak bisa menghitung lagi berapa kali ia orgasme , tubuhnya tealh basah oleh keringat , buah dadanya yang semula putih mulus , kini penuh dengan beekas merah dan bekas gigitan , dan entah berapa banyak pula sperma yang harus ia telan , karena pak mamat begitu ketagiha dengan sedotan bibir vonny , hingga berkali kali meminta di oral.
yang jelas gadis cantik ini merasa sangat lelah dan letih , ia pun tertidur di samping pak mamat yang masih merangkul tubuh polosnya tu, tanganya tetap mencengkram buah dada vony seolah takut kehilangan.
vony pun tertidur dan berharap esok pagi semua mimpi buruknya telah berakhir


HHHHHHHHHHHHHMMMMM...................BENARKAH..................????


PENUTUP :

anda tahu.......mitos bangku kosong hanyalah bualan semata.
memang benar pernah ada kuli bangunan yang mati dikeroyok di kelas itu , namun bukan karena kasus pemerkosaan melainkan perkelahian biasa antar lelaki, dan bisa dikatakan kuli tersebut tewas tanpa sengaja saat ia jatuh keplanya membentur beton dengan sanagt keras.
kuli itu tewas dan arwahnya sama sekali tidak pernah gentayangan apalagi mengganggu penghuni kelas tersebut.

Lalu apa yang sbenarnya terjadi....???

Itu hanyalah akal akalan pak maat si penjaga sekolah , ia jug ayang memulai isyu tentang bangku ksosong tersebut.
pak mamat yang meang peunya kemampuan ilmu ghaib sengaja melakukan "teror" atas nama hantu kuli tersebut , tujuannya ya seperti yang tealh diceritakan di atas .... yang pasti vonny bukanlah korban pertama dan terakhir (lain waktu akan diceritakan korban lainnya)
gangguan2 awal pada vonny di bangku dan di kamar mandi ternyata adalah ulah pak mamat juga , ia menggunakan ilmu lepas raga untuk menggerayangi tubuh vonny tanpa terlihat.
dan untuk mneambah kesan mistis , ia sengaja memilih hari jum'at tanggal 13.
pak mamat pun selalu memegang janjinya , setelah puas meniduri vony semalaman ia tak akan mengganggunya lagi , melainkan akan mencari korban baru.
artinya masalah vonny selesai...?????

hmmmm..sepertinya tidak.......karena ternyata ada beberapa pasang mata yang menyaksikan kejadian semalam secara diam diam tanpa diketahui oleh vonny maupun pak mamat, entah siapa mereka.

"hahahaha.....dapaet jackpot kita friend...!!!!kita punya mainan baru.... "

salah seorang pengintip itu tertawa sambil memperlihatkan rekaman adegan pans saat vonny dan pak mamat bercumbu......

siapa mereka sebenarnya.........................??????????????????????????

hmmm......................................WISH YOU LUCK GIRL........................!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!